Beberapa penelitian menunjukkan intermittent fasting juga dapat meningkatkan metabolisme.
“Penelitian kecil menunjukkan bahwa makan dengan batasan waktu (TRE) dapat melawan adaptasi metabolik setelah penurunan berat badan (mekanisme yang menyebabkan berat badan kembali), secara menguntungkan mempengaruhi komposisi tubuh menuju penurunan massa lemak, mengurangi rasa lapar, dan meningkatkan rasa kenyang,” kata Viana.
Namun dia menambahkan, hal yang disebutkannya belum dikonfirmasi oleh penelitian yang lebih besar.
Dr Mitchell Roslin, kepala operasi obesitas di Lenox Hill Hospital di New York City, mengatakan bukti menunjukkan puasa menyebabkan kadar insulin turun.
"Untuk menjaga glukosa darah, hati akan mengeluarkan glukosa yang mengurangi simpanan energi jangka pendek dan secara teori mendorong pembakaran lemak," kata Roslin.
Banyak orang berjuang dengan berpegang teguh menerapkan puasa berkala dalam jangka panjang.
“Beberapa orang mungkin merasa sulit untuk berpuasa selama 16 jam, dan ini dapat menyebabkan kepatuhan yang buruk sehingga tidak dapat menurunkan berat badan,” kata Viana.
"Dalam hal intermittent fasting, kepatuhan sangat penting untuk intervensi penurunan berat badan yang berhasil dan kunci untuk menghindari berat badan naik kembali," kata Viana.
Selain itu, sangat penting untuk makan makanan yang tepat.
“Masalah dengan pasien yang saya temui adalah bahwa makan makanan olahan yang sangat tidak sehat pada jendela waktu makan tidak akan membantu signifikan,” kata Roslin.