Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Optimisme Berlebih pada GeNose Justru Menjerumuskan Kita

Kompas.com - 30/01/2021, 10:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ahli mengingatkan optimisme terhadap alat deteksi Covid-19 melalui napas seperti GeNose tidak boleh berlebihan.

Hal ini ditegaskan oleh ahli Epidemiologi dan Peneliti Pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman.

"Tentu optimisme itu harus dibangun dalam situasi pandemi, tetapi tetap harus realistis, karena optimisme berlebihan menjerumuskan kita dan  itu sudah terjadi," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (29/1/2021).

Dicky mengingatkan, selama 11 bulan Indonesia menghadapi pandemi justru kondisi semakin tidak terkendali akibat optimisme yang berlebihan tersebut.

Baca juga: Mengenal GeNose Alat Deteksi Virus Corona, Bisakah Gantikan PCR?

Optimisme berlebihan yang pada akhirnya membuat masyarakat abai, menciptakan euforia euforia atas beberapa tindakan atau strategi yang tidak berbasis dasar ilmiah yang tepat.

"Ini yang harus kita perbaiki," ujarnya.

Menurut Dicky, terkait adanya pro-kontra alat deteksi awal skrining untuk Covid-19 melalui tes napas atau Genose ini, tentu harus disikapi dengan menempatkan pada porsi yang tepat dan proporsional, pada tataran ilmiah dan juga tetap kritis.

"Apresiasi itu tentu kita berikan, tapi adanya kritik itu bukan berarti kita tidak mengapresiasi. Tetapi di dalam dunia ilmiah, kritik itu dicari untuk memperkuat riset," kata dia.

Optimisme yang berlebihan terhadap GeNose ini juga dikhawatirkan akan mendapatkan respon yang keliru dari masyarakat, pemerintah maupun berbagi pihak terkait.

Maksudnya adalah dikhawatirkan dengan adanya GeNose yang memang belum sesuai dipergunakan di stasiun kereta api dan bus justru membuat masyarakat merasa aman untuk mobilisasi.

Padahal, kata Dicky, mobilitas adalah hal utama yang harus ditekan jika ingin benar-benar mengendalikan pandemi di tanah air Indonesia.

"Dan saya sendiri pun di Australia ya, untuk tes napas itu bukanlah hal baru, sebab tes untuk influenza pun sudah ada wacana riset (tes napas) itu," imbuhnya.

Tapi untuk diketahui, tes melalui napas ini dalam tataran paper (jurnal) itu menjanjikan-potensial sekali, tetapi dalam aplikasi real di lapangan, realitanya itu tidak mudah dan membutuhkan perjalanan panjang, karena banyak faktor yang berpengaruh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com