Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 27/01/2021, 16:25 WIB


KOMPAS.com- Sesar Lembang adalah salah satu sesar aktif di Jawa Barat, dengan lokasinya berada sekitar 10 km arah utara Kota Bandung dengan panjang sesar sekitar 25-30 km, berarah barat-timur.

Sebelumnya beredar bahwa sesar aktif gempa ini akan bergeser pada tahun 2021, sehingga diprediksi dapat memicu gempa bumi dahsyat.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono membantah informasi tersebut, sebab hingga saat ini gempa bumi itu belum dapat diprediksi secara pasti.

Daryono menjelaskan bahwa berdasarkan hasil kajian para ahli menunjukkan Sesar lembang memiliki magnitudo tertarget 6,8.

Baca juga: [HOAKS] Sesar Lembang Akan Gerak Tahun 2021, Picu Gempa Bumi Dahsyat

"Kapan gempa kuat akan terjadi, tidak seorang pun ada yang tahu. Agar selamat dari gempa, kita dapat melakukan upaya mitigasi konkret dengan membangun rumah tahan gempa dan belajar cara selamat saat terjadinya gempa," imbau Daryono saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/1/2021).

Berikut empat fakta menarik Sesar Lembang yang merupakan salah satu sesar aktif gempa di Jawa Barat.

1. Dipantau dan Dikaji sejak tahun 1963

Upaya monitoring atau pemantauan Sesar Lembang ini telah dilakukan BMKG sejak tahun 1963.

Baca juga: BMKG: Jawa Barat Banyak Sesar Aktif, Masyarakat Perlu Waspada Potensi Gempa Bumi

 

Untuk pertama kalinya, seismograf World Wide Standardized Seismograph Network (WWSSN) dioperasikan pada 1 Januari 1963 di Lembang. Jenis seismograf ini adalah Benioff Short Period 3 Komponen dan Sprengneter Long Period 3 Komponen.

Selain untuk memantau aktivitas gempa di wilayah Indonesia, seismograf ini juga dapat memonitor aktivitas gempa Sesar Lembang.

"Para pegawai BMKG sejak lama sudah mengamati adanya catatan gempa-gempa lokal (Sesar Lembang) pada seismogram analog di sekitar Lembang," jelas Daryono.

Baca juga: Miliki Sesar Aktif di Laut, Apa yang Bisa Dipelajari Indonesia dari Gempa Turki?

Ilustrasi gempa bumiShutterstock Ilustrasi gempa bumi

2. Gempa dangkal pernah sangat merusak

Tercatat aktivitas gempa bumi yang disebabkan oleh Sesar Lembang pernah terjadi dengan kedalaman yang relatif dangkal.

Daryono mengungkapkan gempa itu terjadi pada 28 Agustus 2011 berkekuatan M 3,3 dengan kedalaman sangat dangkal.

Gempa tersebut mengakibatkan dampak signifikan, menyebabkan sebanyak 384 rumah rusak di Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Kendati demikian, catatan aktivitas gempa di jalur Sesar Lembang tidak semuanya merusak.

Sebab, keaktifan sesar ini juga diindikasi dengan adanya aktivitas gempa-gempa kecil yang masih terjadi di sepanjang jalur Sesar Lembang.

Baca juga: Sesar Lembang, Sesar Aktif Gempa di Jawa Barat Dimonitor Sejak 1963

 

Seperti gempa Sesar Lembang yang pernah terjadi pada 14 Mei 2017 dan 18 Mei 2017 dengan kekuatan M 2,8 dan M 2,9. Dampak gempa bumi yang dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI, tetapi tidak menimbulkan kerusakan.

3. Pergeseran Sesar Lembang cenderung mengiri

Pemantauan dan kajian gempa di Sesar Lembang terus semakin maju. Berdasarkan penelitian Supendi dkk (2018) yang dipublikasikan di jurnal Geoscience Letters, studi dilakukan denan menggunakan jaringan sensor gempa regional milik BMKG.

Selama periode 2009-2015, telah mengidentifikasi empat kejadian gempa bumi di sepanjang jalur Sesar Lembang.

"Hasil mekanisme sumbernya menunjukkan sesar geser mengiri atau left-lateral faulting," kata Daryono.

Baca juga: BMKG: Erupsi Tangkuban Parahu Tak Akan Picu Aktivitas Sesar Lembang

Ilustrasi gempa bumi, gempa tektonik, gempa merusak.Shutterstock Ilustrasi gempa bumi, gempa tektonik, gempa merusak.

Studi lain oleh Nugraha dan Supendi (2018) yang dipublikasikan dalam Journal of Physics menunjukkan dua kejadian gempa pada 14 dan 18 Mei 2017 yang terjadi di sesar aktif gempa ini.

"Dari hasil penelitian itu, kedua gempa tersebut juga memiliki mekanisme sesar geser mengiri," imbuh Daryono.

4. Sensor gempa di sepanjang jalur sesar

Pada tahun 2019, BMKG kembali menambah 16 sensor seismik periode pendek (short period seismograph).

Sensor gempa ini dipasang semakin rapat untuk melengkapi 19 seismograf broadband yang sudah terpasang sebelumnya di Jawa Barat dan Banten.

Baca juga: Catatan Sejarah dan Perubahan Alam Ungkap 5 Fakta Sesar Lembang

 

"Sensor gempa yang baru dipasang 2019 ini sengaja dipasang 'mengepung' di jalur Sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis," kata Daryono.

Lebih lanjut Daryono mengatakan bahwa instalasi sensor baru ini bukan saja untuk tujuan operasional, tetapi juga untuk tujuan kajian sesar aktif.

"Keberadaan sensor gempa yang semakin rapat ini diharapkan dapat memonitor aktivitas sesar aktif di Jawa Barat secara lebih akurat," jelas Daryono.

Data hasil monitoring gempa Sesar Lembang ini, kata Daryono, sangat penting untuk mengetahui keaktifan gempa, distribusi zona aktif gempa, mekanisme sumber gempa bumi, hingga studi struktur bawah permukaan bumi melalui teknik tomografi dan lain sebagainya.

"Upaya ini dalam arti luas merupakan bagian dari meningkatkan pelayanan mitigasi gempa bumi di wilayah jalur Sesar Lembang khususnya, dan Jawa Barat pada umumnya," papar Daryono.

Baca juga: 3 Fakta Gempa Tektonik Merusak di Morowali yang Dipicu Sesar Aktif

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+