Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Testing Covid-19 Indonesia Salah | Terinfeksi Covid-19 Usai Vaksin | Semut TV Bukti Big Bang

Kompas.com - 24/01/2021, 09:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Pada Jumat (22/1/2021) hingga Sabtu (23/1/2021), ada beberapa berita populer Sains.

Pertama soal ungkapan Menkes Budi Gunadi Sadikin yang menyebut sistem pemeriksaan (testing) Covid-19 di Indonesia salah secara epidemiolog. Apa maksudnya ungkapan Budi dijelaskan langsung oleh pakar epidemiologi.

Kemudian soal Bupati Sleman yang positif Covid-19 usai divaksin pun banyak mendapat perhatian. Dalam hal ini, pakar angkat bicara dan menjelaskan mengapa hal ini masuk akal terjadi.

Terakhir, Lapan menjelaskan bahwa pola semut acak di televisi analog dan bunyi bising kresek-kresek di radio adalah bukti keberadaan Big Bang.

Baca juga: [POPULER SAINS] Fosil Dinosaurus Raksasa Ditemukan | Waterspot Fenomena Langka | Waspada Gelombang Tinggi

Berikut penjelasan ilmiah tentang apa yang ada di sekitar kita dan layak dibaca.

1. Testing Covid-19 di Indonesia salah

Menteri Kesehatan ( Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sistem pemeriksaan ( testing) Covid-19 di Indonesia salah secara epidemiologi.

Hal itu berpengaruh terhadap jumlah kasus Covid-19 yang terus bertambah, meski jumlah testing disebut sudah melampaui target WHO.

"Testing, tracing, dan treatment ( 3T) serta isolasi bagaikan menambal ban bocor. Tapi kita kan tidak disiplin. Cara testing-nya kita salah," ujar Budi dikutip dari acara "Vaksin dan Kita" yang diselenggarakan Komite Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jawa Barat, yang ditayangkan kanal YouTube PRMN SuCi, Jumat (22/1/2021).

Menanggapi pernyataan tersebut, Epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, bahwa apa yang disampaikan oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin tersebut benar.

Menurut Dicky, tidak masalah jika dilakukan testing untuk keperluan berpergian, untuk memastikan kondisi tubuh memang tidak terinfeksi dan membawa virus saat berpergian, serta bertemu banyak orang lain di luar sana.

"Itu kalau pergi-pergi ya enggak apa-apa (tes), tapi jangan masuk laporan, jadi performa (angka kasus) gitu. Ini yang salah kaprahnya di situ," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/1/2021).

Baca selengkapnya di sini.

2. Terinfeksi Covid-19 usai vaksin

Bupati Sleman Sri Purnomo saat disuntik vaksin di Puskesmas Ngemplak 2.KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Bupati Sleman Sri Purnomo saat disuntik vaksin di Puskesmas Ngemplak 2.

Bupati Sleman Sri Purnomo terkonfirmasi positif Covid-19 setelah pekan lalu menerima vaksin Sinovac. Saat ini, Sri Purnomo tengah menjalani isolasi mandiri di rumah dinas.

"Hasil antigen kemarin dan hasil PCR tadi pagi itu (Bupati Sleman Sri Purnomo) positif (Covid-19)," ujar Sekda Kabupaten Sleman Harda Kiswaya, Kamis (21/1/2021).
Harda menyampaikan, Bupati Sleman Sri Purnomo saat ini dalam kondisi baik.

"Kami bersyukur setelah dilakukan foto scan paru-paru dan sebagainya alhamdulilah semuanya kondisinya sangat baik, jadi OTG. Beliau melakukan isolasi mandiri di rumah dinas," ungkapnya.

Ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo, menjelaskan, salah satu alasan kenapa orang yang sudah divaksin masih bisa terinfeksi Covid-19 karena injeksi vaksin diberikan di bahu.

"Injeksi di bahu itu menimbulkan antibodi IgG bukan IgA," kata Ahmad Utomo kepada Kompas.com, Jumat (22/1/2021).

"Kalau untuk mencegah infeksi, maka (yang dibutuhkan) bukan suntikan di bahu. Tapi, inhaler untuk memicu IgA di rongga napas atas," imbuh dia.

Baca selengkapnya di sini.

3. Pola semut di TV analog adalah bukti keberadaan Big Bang

Pola semut acak di TV yang menandakan tidak ada sinyal, rupanya adalah bukti nyata keberadaan Big Bang.SHUTTERSTOCK/Peter Gudella Pola semut acak di TV yang menandakan tidak ada sinyal, rupanya adalah bukti nyata keberadaan Big Bang.

Ahli menyatakan bahwa pola "semut" di televisi (TV) dan bunyi bising kresek-kresek pada radio adalah bukti nyata keberadaan Big Bang.

Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional ( Lapan) Andi Pangerang dalam tulisannya di edukasi sains Lapan menjelaskan, banyak sumber derau elektromagnetik yang menghasilkan pola tampilan statik seperti ini.

Derau atmosfer adalah sumber yang paling dominan.

Derau atmosfer mencakup sinyal-sinyal elektromagnetik yang tercipta akibat "fosil" big bang berupa cosmic microwave background (CMB) atau radiasi kosmis yang dapat kita observasi saat ini dan atau derau gelombang radio berskala lokal dari perangkat elektronik lain di dekatnya.

Meskipun demikian, kata Andi, sebenarnya perangkat tampilan itu sendiri juga merupakan sumber derau.

Hal ini dikarenakan adanya produksi derau termal (suhu) yang berasal dari transistor pertama pada sirkuit elektronik di dalamnya yang langsung terhubung dengan antena.

Baca selengkapnya di sini.

4. Salju turun di Sahara

Fotografer Karim Bouchetata sedang mengabadikan salju di Gurun Sahara. 
live science Fotografer Karim Bouchetata sedang mengabadikan salju di Gurun Sahara.

Sahara merupakan gurun yang terkenal tak ramah bagi kehidupan. Kering, gersang, dan panas.

Meski sesekali hujan dan terkadang dihiasi oasis hijau, kesempatan itu sangat jarang ditemui.

Namun beberapa saat yang lalu, fenomena langka terjadi di wilayah tersebut.
Seperti dikutip dari IFL Science, Sabtu (23/1/2021) seorang fotografer lokal, Karim Bouchetata mengabadikan salju di gurun Sahara.

Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com