Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Sleman Positif Covid-19, Virus Corona Kemungkinan sudah Berinkubasi

Kompas.com - 23/01/2021, 18:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Bupati Sleman, Sri Purnomo, saat ini diketahui terkonfirmasi positif Covid-19 setelah pada Kamis, 14 Januari 2021 yang lalu mendapatkan suntikan tahap pertama vaksin Covid-19 Sinovac.

Saat ini, Sri Purnomo tengah menjalani isolasi mandiri di rumah dinas.

"Hasil antigen kemarin dan hasil PCR tadi pagi itu (Bupati Sleman Sri Purnomo) positif (virus corona)," ujar Sekda Kabupaten Sleman Harda Kiswaya, Kamis (21/1/2021).

"Kami bersyukur setelah dilakukan foto scan paru-paru dan sebagainya alhamdulilah semuanya kondisinya sangat baik, jadi OTG. Beliau melakukan isolasi mandiri di rumah dinas," ungkapnya. 

Berkaitan dengan Bupati Sleman yang terinfeksi Covid-19 usai divaksin, banyak rumor yang mengatakan bahwa ini disebabkan oleh bahan vaksin berupa virus yang dilemahkan, yang justru dapat menginfeksi orang yang divaksin.

Baca juga: Bupati Sleman Positif Covid-19 Usai Vaksin, Begini Penjelasan Ahli

 

Berkaitan dengan isu menyakit Bupati Sleman Sri Purnomo itu, Kementerian Kesehatan akhirnya memberikan klarifikasi terkait hal tersebut.

"Bupati Sri Purnomo benar sudah melakukan vaksinasi Covid-19 untuk suntikan pertama pada 14 Januari 2021, namun belum mendapatkan suntikan kedua. Vaksin Sinovac adalah vaksin berisi virus mati (inactivated virus), jadi hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi," jelas dr Siti Nadia Tarmizi selaku Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Jumat (22/1/2021).

Dalam keterangan resminya melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Nadia menjelaskan, jika melihat sequence waktunya, sangat  mungkin pada saat Bupati Sri Purnomo divaksinasi beliau dalam masa inkubasi.

Baca juga: Kasus Pertama pada Primata, Gorila Ditemukan Positif Covid-19

 

Maksud dari masa inkubasi tersebut adalah kondisi Bupati Sri Purnomo sebenarnya saat itu sudah terpapar virus corona tapi belum bergejala.

"Secara alamiah, waktu antara paparan dan munculnya gejala atau load virus sedang tinggi adalah sekitar 5-6 hari, waktu yang pas karena beliau divaksinasi 14 Januari, sementara hasil swab PCR positif di 20 Januari," jelasnya.

Untuk diketahui, vaksinasi Covid-19 sebenarnya membutuhkan dua kali dosis penyuntikan agar antibodi yang terbentuk di dalam tubuh bisa optimal.

Sebab, sistem imun perlu waktu lewat paparan yang lebih lama untuk mengetahui bagaimana cara efektif melawan virus corona yang masuk.

Suntikan dosis vaksin Covid-19 yang pertama dilakukan adalah untuk memicu respons kekebalan awal.

Baca juga: Ibu Hamil Positif Covid-19, Haruskah Melahirkan dengan Operasi Caesar?

Vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Kamis (14/1/20210). Vaksinasi tahap awal akan menargetkan 1,48 juta tenaga kesehatan yang dijadwalkan berlangsung dari Januari hingga Februari 2021.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Kamis (14/1/20210). Vaksinasi tahap awal akan menargetkan 1,48 juta tenaga kesehatan yang dijadwalkan berlangsung dari Januari hingga Februari 2021.

Sedangkan, untuk suntikan vaksinasi Covid-19 dosis kedua, tujuannya untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk.

Hal ini, kata Nadia, memicu respons antibodi yang lebih cepat dan lebih efektif di masa mendatang.

Suntikan kedua juga berfungsi sebagai booster untuk membentuk antibodi secara optimal dan imunitas baru terbentuk 3 minggu setelah suntikan kedua.

Nadia mengingatkan, masyarakat perlu memahami bersama bahwa meskipun sudah divaksinasi Covid-19, masih ada risiko terpapar virus Covid-19, namun diharapkan dengan vaksin corona yang sudah ada di dalam tubuh dapat mengurangi kemungkinan sakit berat.

Baca juga: Dokter: Mungkin Bupati Sleman Sudah Terinfeksi Covid-19 Sebelum Vaksin

 

Oleh karena itu, dengan adanya isu terbaru ini, proses pemberian vaksinasi tetap dilakukan seperti yang sudah ditargetkan dan penting bagi seluruh masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan.

"Karena selain tetap harus menjaga diri sendiri juga masih dibutuhkan waktu untuk bersama-sama bagi seluruh masyarakat Indonesia mencapai kekebalan kelompok. Sehingga, upaya 3M, 3T dan vaksinasi Covid-19 harus tetap dijalankan secara bersamaan," tegasnya.

Sebagai informasi, 3M merupakan singkatan dari memakai masker dengan benar, mencuci tangan rutin, dan menjaga jarak aman minimal 1,5 meter.

Sementara, 3T adalah singkatan dari Testing, Tracing (penulusuran atau skrining deteksi dini) dan Treatment (isolasi, karantina dan perawatan).

Baca juga: Apakah Vaksinasi Covid-19 Berhasil Berdampak pada Pandemi Virus Corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com