Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2021, 16:26 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com- Fenomena mirip puting beliung terjadi di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, pada Rabu (20/1/2021). Angin ini disebut muncul dari sistem awan cumulonimbus (Cb).

Fenomena tersebut menghebohkan warga sekitar dan ramai diperbincangkan di medis sosial.

Seperti diberitakan Kompas.com, kendati mirip dengan puting beliung, namun fenomena ini adalah waterspout.

"Kalau di darat namanya puting beliung, kalau di atas air (danau) atau di selat atau laut namanya waterspout," ujar Siswanto, Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG yang dihubungi Kompas.com, kemarin.

Fenomena waterspout menurut Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, mekanismenya sama seperti puting beliung dan muncul dari sistem awan cumulonimbus (Cb), kemudian turun ke bawah seperti belalai.

 

PUTING BELIUNG-Nampak puting beliung terlihat diatas Waduk Gajah Mungkur Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Rabu (20/1/2021) sore.KOMPAS.COM/ PUTING BELIUNG-Nampak puting beliung terlihat diatas Waduk Gajah Mungkur Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Rabu (20/1/2021) sore.

Baca juga: Daftar Wilayah Waspada Awan Cumulonimbus yang Bisa Ganggu Penerbangan

 

Lantas, apa itu awan cumulonimbus?

Siswanto mengatakan keberadaan awan cumulonimbus bisa dilihat orang dari permukaan berupa awan besar kelabu, cenderung gelap dan menjulang tinggi seperti bunga kol.

Awan cumulonimbus adalah jenis awan cumulus yang terkait dengan badai petir dan hujan lebat, dikutip dari Universe Today, Kamis (21/1/2021).

Awan ini juga merupakan variasi dari nimbus atau awan bantalan presipitasi yang rata-rata kebanyakan terbentuk di bawah 20.000 kaki dan relatif dekat dengan daratan.

 

Baca juga: Awan Mirip Tsunami di Meulaboh Aceh, Benarkah Pertanda Bencana Alam?

 

Hal inilah yang menyebabkan mengapa awan cumulonimbus sangat lembab. Sebab, awan ini juga mengandung banyak air, sehingga membuatnya tampak gelap di langit.

Pembentukan awan cumulonimbus

Awan cumulonimbus juga dikenal sebagai thunderheads atau kepala petir karena bentuknya yang unik menyerupai jamur.

Saat tetesan air yang terionisasi di awan saling bergesekan, maka di jantung awan cumulonimbus ini akan muncul kilatan-kilatan. Muatan statis yang terbentuk itu menciptakan petir.

Baca juga: Awan Pelangi di Tokyo, Bisakah Fenomena Ini Terjadi di Indonesia?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com