Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Covid-19, Apa Beda Masker Kain, Medis, FFP2, N95, dan KN95?

Kompas.com - 21/01/2021, 12:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu protokol kesehatan yang wajib untuk semua orang selama pandemi adalah menggunakan masker di mana pun.

Namun, saat ini tingkat penularan infeksi terus meningkat di seluruh dunia - terutama negara-negara bagian utara dunia. Hal ini kemungkinan besar dipicu oleh varian baru virus corona Inggris.

Bavaria menjadi negara bagian Jerman pertama yang memutuskan bahwa masker kain saja tidak cukup.

Selanjutnya pemerintah setempat mengatakan masker yang digunakan harus masker FFP2 - dikenal sebagai KN95, N95, atau P2.

Kini negara bagian Jerman lainnya sedang menerapkan persyaratan serupa untuk masker bedah.

Baca juga: Vaksinasi Mandiri, Epidemiolog Ingatkan 3T dan Memakai Masker Tetap Prioritas

Namun apa perbedaan semua jenis masker itu? Berikut penjelasannya seperti dilansir Deutsch Welle.

1. Masker kain

Ilustrasi mencuci masker kain.Shutterstock Ilustrasi mencuci masker kain.

Peraturan saat ini mewajibkan penggunaan masker wajah sederhana jika ingin pergi ke luar rumah. Masker wajah sederhana maksudnya adalah sepotong kain yang menutupi seluruh mulut dan hidung.

Saat Anda menghembuskan napas, kain akan menghambat aliran udara termasuk jarak yang dapat ditempuh kuman.

Masker kain disebut cukup efektif dalam mengurangi penularan Covid-19.

Tujuan masker kain bukan untuk melindungi orang yang memakainya dari infeksi virus corona. Namun melindungi orang lain dari patogen yang dibawa pemakai masker kain.

Karena infeksi Covid-19 sering kali tidak menunjukkan gejala, berarti setiap orang berpotensi menjadi pembawa virus.

Oleh karena itu, logika dari pemakaian masker kain adalah jika semua orang minimal memakai masker kain, risiko penularan di masyarakat juga akan turun.

Masker kain harus sering diganti dan dicuci, sebaiknya dengan air panas, untuk mencegah virus bertahan hidup.

2. Masker bedah

Ilustrasi masker medisSHUTTERSTOCK/eakkachai halang Ilustrasi masker medis

Masker bedah atau surgical mask merupakan jenis masker sekali pakai yang mudah dijumpai dan sering digunakan tenaga medis saat bertugas. Masker bedah efektif pilihan untuk mencegah penyebaran virus Corona karena memiliki lapisan yang mampu menghalau percikan air liur.

Kebanyakan masker bedah terdiri dari 3 lapisan yang memiliki fungsi berbeda, yaitu:

  • Lapisan luar, yang anti-air
  • Lapisan tengah, yang berfungsi sebagai filter kuman
  • Lapisan dalam, yang berguna untuk menyerap cairan yang keluar dari mulut

Dinamai masker bedah karena jenis ini digunakan dokter dan perawat agar tidak tertular dari infeksi kuman dan patogen pasien saat berada di meja operasi.

Jika pemakai masker batuk atau bersin, sebagian besar tetesan pernapasan dari mulut dan tenggorokan akan tertahan di masker.

Masker medis dapat bekerja efektif jika masker diganti secara teratur dan dibuang secara higienis dan aman.

Dalam operasi, dokter harus mengganti maskernya setidaknya setiap dua jam sekali. Jika masker medis dipakai berulang kali, efektivitasnya akan hilang dengan cepat.

Selama pandemi, masker berkualitas lebih tinggi dengan filtrasi lebih baik telah menjadi standar praktis di mana pun dalam profesi medis.

3. Masker FFP atau masker setengah wajah dengan filter

Ilustrasi penggunaan masker, masker berkatupShutterstock Ilustrasi penggunaan masker, masker berkatup

Selain masker bedah, ada juga masker setengah wajah dengan efek filter yang nyata (FFP).

Masker jenis ini biasanya digunakan oleh orang yang bekerja di lingkungan berdebu atau aerosol.

Masker sekali pakai ini biasanya terbuat dari selulosa padat dengan tambahan filter atau katup pernapasan.

Di Uni Eropa, jenis masker ini dibagi menjadi tiga tingkat perlindungan Filtering Face Piece atau FFP (penyaringan bagian wajah).

a. FFP1

Meski masker dengan tingkat perlindungan FFP1 masih lebih baik daripada masker bedah, masker tersebut tidak menawarkan perlindungan terhadap virus.

Masker ini ditujukan untuk tukang kayu yang bekerja di gergaji pita dengan sistem ekstraksi vakum.

Masker ini juga lebih cocok dipakai orang yang bekerja di pembangunan untuk menangkap debu lebih kasar yang tidak bisa dilakukan penyedot debu.

Para tukang batu bisa memakainya sebelum mencampur semen dengan sekop.

b. FFP2/N95/KN95

Ilustrasi masker KN95SHUTTERSTOCK/Boumen Japet Ilustrasi masker KN95

Masker FFP2 (setara dengan standar internasional lainnya yang dikenal sebagai masker N95, KN95 dan P2) menjadi semakin lazim untuk perawatan lansia dan panti jompo.

Masker jenis ini memberikan tingkat perlindungan tertentu terhadap virus bagi pemakainya, tetapi tidak boleh digunakan saat bersentuhan dengan pasien yang sangat menular.

c. FFP3/N99/EN149/P3

Hanya masker FFP3 (kira-kira setara dengan standar internasional seperti N99, EN149 dan P3) yang secara efektif melindungi pemakainya dari tetesan aerosol, molekul protein, virus, bakteri, jamur dan spora, dan bahkan dari debu yang sangat berbahaya seperti serat asbes.

Tidak seperti masker bedah sederhana, masker filter berkualitas tinggi tersebut dapat melindungi pemakainya, termasuk dari patogen yang sangat menular seperti campak atau tuberkulosis.

Baca juga: Usai Vaksin Raffi Ahmad Kumpul Tanpa Masker, Ahli: Itu Namanya Selfish

Mencegah corona, tak cukup dengan masker

Pencegahan virus akan efektif hanya jika kita juga menerapkan protokol kesehatan lain di saat bersamaan.

Ini termasuk kebersihan yang ketat saat mengenakan masker, pembuangan yang benar dari barang sekali pakai yang mungkin terkontaminasi, cuci tangan secara teratur dengan sabun, dan jaga jarak.

Selain itu, lingkungan sekitar harus selalu didisinfeksi secara sistematis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com