Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] BMKG Sebut Puting Beliung di Wonogiri Waterspout | Pemanasan Global Bikin Ikan Sulit Bernapas | 3 Gejala Covid-19 di Mata

Kompas.com - 21/01/2021, 06:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Pada Rabu (21/1/2021), ada sejumlah fenomena dan temuan yang menjadi perhatian masyarakat dan dijelaskan secara ilmiah oleh sains.

Salah satunya seperti penampakan fenomena mirip puting beliung di waduk Gajah Mungkur, Wonogiri pada Rabu (20/1/2021) membuat heboh masyarakat. Menurut BMKG, fenomena itu adalah waterspout.

Selain fenomena tersebut, ahli juga menemukan bahwa lautan di dunia saat ini menghangat dan membuat ikan sulit bernapas.

Berkaitan dengan Covid-19, ahli menemukan 3 gejala baru virus corona yang berhubungan dengan mata.

Baca juga: [POPULER SAINS] Skincare, Bahaya Merkuri dan Hidrokuinon | Syarat Vaksin Covid-19 | Penyebab Banjir Puncak Bogor

Berikut ulasannya.

1. Fenomena puting beliung di Wonogiri namanya Waterspout

Penampakan mirip puting beliung di waduk Gajah Mungkur, Wonogiri pada hari Rabu (20/1/2021) disebut BMKG sebagai fenomena waterspout.

Meskipun tampak seperti puting beliung dan memiliki mekanisme yang sama, rupanya nama yang benar untuk fenomena itu adalah waterspout.

"Kalau di darat namanya puting beliung, kalau di atas air (danau) atau di selat/laut namanya waterspout," ujar Siswanto, Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG yang dihubungi Kompas.com, hari ini (20/1/2021).

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin MSi, juga menambahkan, fenomena waterspout mekanismenya sama seperti puting beliung.
Dia muncul dari sistem awan cumilonimbus (Cb) dan turun ke bawah seperti belalai.
Untuk diketahui, awan Cb mengindikasikan adanya potensi cuaca buruk atau hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir.

Baca Selengkapnya di sini.

2. Pemanasan global bikin ikan sulit bernapas

Pemanasan air laut terbukti memberi dampak negatif bagi makhluk hidup yang tinggal di lautan.

Sebuah studi baru yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Science mengungkap jika pemanasan global yang menyebabkan air laut menghangat, dapat mengurangi kemampuan ikan.

Terutama pada spesies ikan yang berukuran besar, untuk mengekstraksi oksigen.
Seperti dikutip dari Futurity, Selasa (19/1/2021) temuan ini merupakan hasil dari studi yang mengembangkan pemodelan baru untuk menentukan bagaimana suhu air, ketersediaan oksigen, ukuran tubuh, dan aktivitas dapat memengaruhi permintaan metabolik oksigen pada ikan.

Baca selengkapnya di sini.

3. Tiga gejala Covid-19 di mata

Studi terbaru menemukan serangkaian gejala yang tidak biasa di mata.

Penelitian yang dipublikasikan di British Medical Journal (BMJ) mengungkap, tiga gejala yang berhubungan dengan mata, yakni: Fotopobia Sakit mata Mata gatal
Dilansir Express.co.uk, Selasa (19/1/2021), Dr Ali Mearza di Ophthalmic Consultans of London mengatakan bahwa ketiga gejala di mata itu jarang diketahui.

Baca selengkapnya di sini.

4. Tanda tubuh kekurangan vitamin D

Jika Anda selalu menghindari sinar matahari karena khawatir merusak kulit, menerapkan pola makan vegan, atau bahkan alergi susu, maka kemungkinan Anda berisiko kekurangan vitamin D.

Dikenal sebagai vitamin sinar matahari, vitamin D diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap kulit yang terpapar sinar matahari.

Vitamin D juga terkandung secara alami dalam beberapa makanan - termasuk beberapa ikan, minyak hati ikan, dan kuning telur - dan dalam produk susu dan biji-bijian yang telah diperkaya vitamin D.

Vitamin ini penting untuk tulang yang kuat, karena membantu tubuh menggunakan kalsium dari makanan.

Nyeri tulang dan kelemahan otot bisa menjadi tanda kekurangan vitamin D. Meski pada banyak orang, gejalanya seringkali tidak tampak.

Selain itu, kadar vitamin D dalam darah yang terlalu rendah telah dikaitkan dengan beberapa penyakit, seperti meningkatnya risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, gangguan kognitif pada orang dewasa yang berusia lebih tua, asma parah pada anak-anak, hingga kanker.

Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com