Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Temukan Petunjuk Penting Tsunami Palu di Dasar Laut

Kompas.com - 15/01/2021, 12:09 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Kemungkinan lainnya adalah gerakan dasar laut yang mengarah ke atas di sebuah kawasan dekat Palu, tempat patahan sesar geser terpecah ke jalur berlainan.

Pergerakan secara bersamaan pada kedua jalur boleh jadi menekan lempengan yang berada di antaranya.

"Kejadian ini sangat tidak umum, namun tektonik memberitahu kita bahwa ini bisa terjadi lagi," kata Finn Løvholt from the Norwegian Geotechnical Institute.

"Memang ini bukan kejadian pertama di Palu. Mungkin ini kejadian ketiga atau keempat yang menimbulkan banyak korban. Ada kejadian yang mirip pada 1960-an dan 1920-an."

Sejarah ini tampak jelas pada budaya lokal. Di Sulawesi Tengah, ada beberapa kata spesifik untuk menggambarkan tsunami dan gempa.

Kata 'nalodo', misalnya, berarti amblas dihisap lumpur. Kata ini klop untuk menjelaskan peristiwa likuifaksi, manakala tanah berubah seperti bubur sehingga semua bangunan di atasnya amblas.

Hermann Fritz, dari Georgia Institute of Technology di Amerika Serikat, mengatakan bencana Palu menunjukkan tantangan yang dihadapi warga setempat.

"Tsunami ini tiba dengan sangat cepat, hanya dalam beberapa menit," ujarnya.

Baca juga: Peneliti Dunia Rekonstruksi Tsunami Palu Berbasis Medsos, Seberapa Valid?

"Akibatnya tidak ada waktu untuk peringatan. Itu sangat berbeda dari Jepang (pada 2011), yang ada banyak waktu, lebih dari 30 menit sampai orang pertama meninggal akibat tsunami. Itulah tantangan pada tsunami lokal ini, orang harus mengevakuasi sendiri."

Widjo Kongko, juga dari BPPT, mengemukakan ada semacam sikap berpuas diri setelah latihan kedaruratan digelar di Palu pada 2012.

"Peringatan menyebut untuk pergi ke dataran lebih tinggi dalam 5-10 menit. Orang harus paham bahwa tsunami bisa datang jauh lebih cepat."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com