Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Gempa Tektonik Merusak di Morowali yang Dipicu Sesar Aktif

Kompas.com - 05/01/2021, 08:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

2. Dampak guncangan kuat

Berdasarkan data peta tingkat guncangan atau shake map BMKG menunjukkan bahwa gempa yang terjadi di wilayah Bungku, Siumbatu, Bahadopi di Morowali sejak pagi dini hari tadi dirasakan oleh masyarakat.

Bahkan dampak gempa ada yang paling kuat mencapai skala intensitas V hingga VI MMI yaitu gempa Bahodopi pada pukul 02.13.59 WIB dengan Magnitudo 4,9.

"Diskripsi guncangan ini bahwa gempa dirasakan oleh semua warga, orang tidur dapat terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, dan terjadi kerusakan bangunan," jelasnya.

3. Wilayah Bungku daerah rawan gempa

Disebutkan pula bahwa wilayah Bungku merupakan kawasan seismik aktif yang rawan gempa. Sejak 2012 sudah mulai terjadi peningkatan aktivitas kegempaan yang intensif.

Baca juga: Gempa Hari Ini: Gempa Bumi Tektonik M 5,3 Guncang Maumere NTT

 

Gempa berkekuatan M5,7 yang mengguncang Bungku pada 16 April 2012 merusak 8 rumah warga di 3 desa yaitu Desa Sakita, Desa Ipi dan Desa Bohoruru, menyebabkan beberapa warga menderita luka-luka.

Gempa merusak berikutnya terjadi pada 24 Mei 2017 dengan magnitudo 5,6. Gempa tektonik ini kembali merusak beberapa rumah warga di Desa Siumbatu, Bungku Selatan dan Desa Onepute, Bungku Timur, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. 

Dengan meningkatnya aktivitas kegempaan di wilayah Bungku dan Bahadopi sejak pagi dini hari tadi, kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tetap waspada.

Masyarakat perlu memahami cara selamat saat terjadi gempa dan segera mencari perlindungan jika terjadi guncangan gempa kuat.

"Karena wilayah ini (Bungku dan Bahadopi, Morowali) daerah rawan gempa, maka setiap bangunan yang dibangun harus mengacu aturan bangunan tahan gempa, guna mengurangi risiko, dan dapat selamat saat terjadi gempa bumi kuat," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com