Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putus Rantai Stunting, GESID Beri Pengetahuan Gizi bagi Remaja

Kompas.com - 22/12/2020, 17:31 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Drg. Kartini Rustandi, M. Kes, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI bahwa remaja Indonesia menghadapi permasalahan gizi serius.

Dalam acara peluncuran program GESID, Senin (14/12/2020); Kartini berkata bahwa satu dari empat remaja di Indonesia mengalami stunting, sementara satu dari tujuh malah kelebihan berat badan.

Lebih lanjut, remaja juga menghadapi tingkat kekurangan zat gizi mikro, seperti zat besi yang berdampak pada anemia dengan prevalensi 32% pada usia 15-24 tahun, karena gaya hidup yang berisiko.

Padahal, remaja saat ini adalah calon-calon pemimpin di masa depan. Mereka juga merupakan kunci untuk mendapatkan generasi penerus yang sehat dan cerdas. Jika tidak dibekali dengan pengetahuan gizi yang mumpuni, remaja berpotensi besar melanggengkan rantai stunting.

Baca juga: Cegah Stunting, Simak 4 Tips Jitu Anak Doyan Makanan Bergizi

Disebutkan oleh Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia, stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan yang dimulai sejak kehamilan hingga usia 2 tahun.

Stunting sangat sulit untuk diselesaikan karena masalah ini bak lingkaran. Ibu yang kurang gizi melahirkan anak yang berpotensi stunting. Anak tersebut lantas tumbuh menjadi remaja yang stunting, dan bila tidak dibekali dengan pengetahuan gizi, juga akan menjadi ibu kurang gizi dan melahirkan anak berpotensi stunting.

"(Padahal) jika tidak stunting dan cukup gizi, anak indonesia punya daya saing tinggi," ujarnya.

Terdorong untuk membantu remaja memahami kebutuhan gizi untuk perkembangan fisik dan mental, Danone Indonesia bekerja sama dengan FEMA IPB menyusun buku panduan GESID (Generasi Sehat Indonesia) yang dilengkapi dengan media interaktif.

Baca juga: PBB: Hampir 7 Juta Anak Terancam Stunting Akibat Pandemi Covid-19

Buku panduan yang telah melalui proses perumusan yang panjang, termasuk uji keterbacaan selama dua bulan di 10 sekolah menengah dengan 20 guru pendamping dan 60 orang siswa yang menjadi Duta GESID, ini ditujukan bagi remaja sekolah menengah, tingkat SMP hingga SMA.

GESID diharapkan dapat mendorong tumbuhnya remaja berkualitas yang dapat membuat pilihan-pilihan cerdas pula. Para remaja yang merupakan agen perubahan lantas diharapkan bisa mengedukasi lingkungannya dan mengaplikasikan dalam kehidupannya sendiri.

Prof. Dr Ir. Sri Anna Marliyati, MSi, Ahli Gizi dan Ketua Tim Ahli Pengembang Modul “GESID” berkata bahwa buku panduan GESID mengangkat tiga pilar utama bagi para remaja, yaitu Aku Peduli, Aku Sehat, dan Aku Bertanggung Jawab.

"Ketiga pilar ini tidak hanya mengajarkan tentang komposisi makan yang dapat memenuhi kecukupan gizi para remaja, tetapi juga bagaimana hal itu akan memengaruhi mereka di masa mendatang dan mengajak mereka untuk bertanggung jawab atas diri mereka,” ujarnya.

Baca juga: Selain Pandemi Covid-19, Anak Indonesia Juga Menghadapi Stunting

Berikut adalah ketiga pilar dalam buku GESID dan penjelasannya:

1. Aku Peduli

Pilar ini membantu remaja untuk mengenali tubuhnya, mulai dari ciri-ciri pubertas, merawat kesehatan reproduksi, hingga tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) dan bagaimana kondisi kesehatan saat mereka masih remaja ini akan memiliki dampak panjang di masa mendatang, saat mereka tumbuh dewasa dan menjadi orangtua.

2. Aku Sehat

Memberikan pemahaman mengenai peranan gizi bagi kesehatan dan kualitas hidup, serta gizi seimbang. Remaja diajak untuk mencermati kebutuhan gizi mereka, serta berbagai permasalahan gizi yang banyak terjadi pada remaja dan bagaimana menghindari atau mengatasinya.

3. Aku Bertanggung Jawab

Mengajak remaja memahami permasalahan sosial seperti pernikahan dini dan dampaknya. Selain itu, pilar ini juga menjelaskan proses pembentukan karakter pada remaja untuk membantu mereka membangun karakter yang positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com