Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harus Tetap Sedingin Es, Distribusi Vaksin Covid-19 Pfizer Akan Gunakan Teknologi Ini

Kompas.com - 14/12/2020, 16:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Selama distribusi vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech harus tetap sedingin es saat dikirim menuju tempat-tempat layanan kesehatan.

Sebuah perusahaan pendingin industri menciptakan freezer, yang digunakan untuk mengirim ikan tuna segar yang sangat sensitif terhadap suhu ke Jepang.

Kali ini, seperti dikutipBusiness Insider, Senin (14/12/2020), perusahaan ini telah menemukan penggunaan baru untuk teknologi keamanan pangan tersebut, yakni untuk pengiriman vaksin Covid-19.

Pekan lalu, FDA Amerika Serikat telah menyetujui penggunaan vaksin Pfizer untuk divaksinasikan kepada warga Amerika.

Baca juga: Izin Darurat FDA Keluar, Pfizer-BioNTech Siapkan 2,9 Juta Dosis Vaksin Covid-19

 

Namun, vaksin ini harus diangkut dengan es kering pada suhu -94 derajat fahrenheit atau -70 derajat celsius agar tetap efektif.

Teknologi pengiriman berpendingin untuk ikan tuna yang dikembangkan perusahaan Thermo King telah terbukti menjaga kualitas pangan tersebut tetap baik saat dikirimkan ke luar negeri, dengan mempertahankan suhu hingga -76 derajat fahreinheit.

Untuk dapat digunakan dalam pengiriman vaksin, perusahaan ini telah mengubah desain freezer-nya untuk mengakomodasi distribusi vaksin yang akan datang.

Semua negara bagian di Amerika Serikat, pada Senin ini, dijadwalkan akan menerima dosis pertama vaksin Covid-19.

Diutamakan akan diberikan pertama kali kepada petugas kesehatan, pekerja esensial, orang tua berusia di atas 65 tahun, dan kelompok lebih rentan yang berpotensi terinfeksi Covid-19 parah.

Ilustrasi vaksin Pfizer 90 persen efektif berdasarkan pengamatan dari sekitar 43.000 relawan di Amerika Serikat (AS), hanya 94 orang yang terkonfirmasi Covid-19, sejak pemberian dosis kedua vaksin Covid-19 atau plasebo.SHUTTERSTOCK/Blue Planet Studio Ilustrasi vaksin Pfizer 90 persen efektif berdasarkan pengamatan dari sekitar 43.000 relawan di Amerika Serikat (AS), hanya 94 orang yang terkonfirmasi Covid-19, sejak pemberian dosis kedua vaksin Covid-19 atau plasebo.

Pfizer dan mitranya dari perusahaan Jerman BioNTech mengembangkan vaksin Covid-19 yang berbasis messenger RNA (mRNA).

Materi genetik pada mRNA akan memberi tahu sel cara membuat protein yang akan membentuk kekebalan untuk mencegah orang terinfeksi virus corona.

Sementara vaksin lain yang digunakan saat ini, seperti vaksin flu, bergantung pada versi virus sebenarnya yang dimatikan atau dilemahkan.

Dengan demikian, vaksin tersebut akan memberi tahu tubuh pasien untuk memproduksi antibodi untuk melawan virus yang menyerang.

Akan tetapi, dengan potensi keparahan Covid-9 yang tinggi, membuat ilmuwan membuat metode baru imunisasi, yang telah dipelajari dan dikembangkan selama dekade terakhir.

Baca juga: Ahli Beri Peringatan Alergi untuk Vaksin Covid-19 Pfizer, Mengapa?

 

Alih-alih menerapkan teknologi dengan melemahkan virus, vaksin Pfizer mengandung mRNA virus corona.

Saat disuntikkan, mRNA memberi tahu tubuh untuk membuat protein spike virus corona yang digunakan virus ini untuk menancapkan diri pada sel.

Sebagai respons, sistem kekebalan tubuh akan mengirimkan antibodi untuk melawan protein virus SARS-CoV-2 dan melindungi tubuh dari serangan di masa depan.

Teknologi pengembangan vaksin Covid-19 berbasis mRNA juga dikembangkan Moderna, yang rencananya juga akan mulai ditinjau FDA pada Kamis mendatang.

Oleh sebab itu, tidak hanya distribusi vaksin Pfizer yang akan membutuhkan freezer khusus, tetapi juga di masa yang akan datang vaksin lain ataupun obat-obatan yang membutuhkan tempat penyimpanan bersuhu sangat rendah akan sangat diperlukan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com