Bintik matahari ini adalah salah satu yang pertama dari siklus matahari baru. Maksimum matahari untuk siklus matahari saat ini diperkirakan pada pertengahan tahun 2025.
Meskipun relatif dingin, area gelap di bagian tengah masih memiliki suhu di atas 7.500 derajat Fahrenheit.
Bintik matahari mirip dengan semburan matahari dan lontaran massal koronal, yang merupakan semburan besar-besaran plasma dan medan magnet dari korona Matahari, bagian luar atmosfernya.
Akibatnya, ledakan dahsyat dari suar matahari ini bisa sangat luar biasa besar dampaknya, hingga dapat memengaruhi cuaca antariksa dan dapat dirasakan sepanjang perjalanan kembali ke Bumi.
Baca juga: Inti Matahari Itu Seperti Apa? Sains Menjawab
Ledakan suar matahari ini juga dapat menyebabkan malapetaka pada jaringan listrik, satelit GPS, bahkan perjalanan udara.
Dengan kata lain, dengan mempelajari fenomena ledakan suar matahari tersebut dapat membantu ilmuwan menyempurnakan alat dan membuatnya lebih tahan terhadap peristiwa aneh dalam cuaca luar angkasa.
NSF's Inouye Solar Telescope berada di pulau Maui di Hawai. Konstruksi pembangunan obeservatorium ini dimulai pada 2013 dan dijadwalkan selesai pada 2021.
"Sementara dimulainya operasi teleskop sedikit tertunda karena dampak pandemi global Covid-19. Gambar (bintik matahari) ini mewakili pratinjau awal dari kemampuan yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahwa fasilitas tersebut akan mendukung pemahaman kita tentang Matahari," kata Dr. David Boboltz, Direktur Program NSF untuk Inouye Solar Telescope.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.