Kondisi cuaca demikianlah yang justru akan menghambat pertumbuhan awan-awan hujan.
Selain itu, kondisi cuaca yang cerah akan lebih mampu menunjukkan partikel penyusun atmosfer seperti nitrogen, oksigen, karbondioksida, ozon dan gas bumi lainnya di bumi.
"Kembali pada skem pancaran cahaya matahari, cahaya tampak berinteraksi dengan partikel penyusun atmosfer bumi yang mengakibatkan terjadinya penghamburan cahaya," jelasnya.
Sehingga, semakin rendah panjang gelombang cahaya tampak, maka akan semakin banyak cahaya tampak yang dihamburkan.
Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Mengapa Langit Berwarna Biru?
"Karena itulah langit yang kita lihat berwarna biru," ucap dia.
Untuk diketahui, panjang gelombang cahaya tampak yang paling rendah adalah warna biru, nila dan ungu.
Sementara itu, Agie menegaskan terjadinya hujan yang disebut-sebut berpengaruh terhadap membuat turunnya polusi di Jakarta, dan menyebabkan langit Jakarta cerah itu tidak berpengaruh sama sekali.
"Tidak juga kalau (polusi udara Jakarta) turun (karena hujan) mah," tegasnya.
Baca juga: Apakah Langit di Planet Lain Juga Berwarna Biru seperti Bumi?
"Atmosfernya memang yang terbuka hari ini," imbuhnya.
Kendati, banyak pula warganet yang menuliskan harapan agar langit cerah di Jakarta terus-menerus akan terjadi seperti itu.
Namun sayangnya, Agie menuturkan bahwa kondisi langit cerah Jakarta tersebut tidak akan berlangsung lama.
"Selamat menikmati warga Jakarta dengan cuaca cerah hari ini, karena kondisi ini mungkin tidak bertahan lama," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.