3. Masih perlu disetujui otoritas regulasi
Langkah berikutnya untuk AstraZeneca adalah mendapatkan persetujuan vaksin oleh regulator.
Minggu ini, perusahaan mengatakan akan memberikan datanya kepada regulator di Inggris Raya, Uni Eropa, dan Amerika Serikat untuk otorisasi darurat guna mulai mengelola vaksin.
Mereka juga meminta izin darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengelola vaksin di negara-negara berpenghasilan rendah.
Belum ada vaksin vektor adenovirus yang disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat, meskipun beberapa telah menyelesaikan studi fase 2 dengan vaksin adenovirus untuk melawan penyakit lain.
4. AS mendanai pengembangan vaksin AstraZeneca-Oxford lebih dari Rp 14,16 triliun
Pada bulan Mei, Badan Penelitian dan Pengembangan Lanjutan Biomedis AS (BARDA) memberikan AstraZeneca dan Oxford lebih dari 1 miliar dollar AS atau Rp 14,16 triliun AS dalam pendanaan untuk mengembangkan vaksin Covid-19 ini.
AstraZeneca juga setuju untuk memasok AS dengan setidaknya 400 juta dosis vaksin jika disetujui.
Selain itu, pada bulan Juni mereka bermitra dengan Center For Epidemic Preparedness Innovations, sebuah kemitraan global antara entitas publik dan swasta, untuk meningkatkan produksi vaksin.
Juga pada bulan Juni, perusahaan mencapai kesepakatan dengan Europe's Inclusive Vaccine's Alliance untuk menyediakan 400 juta dosis vaksin dengan biaya, tanpa keuntungan, selama durasi pandemi.
5. Jika disetujui, vaksin tersedia 2021
Setelah badan pengatur mengotorisasi penggunaan vaksin, AstraZeneca akan mulai memproduksi dosis, setelah membuat kesepakatan dengan sejumlah organisasi berbeda untuk membuatnya dengan cepat.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Senin (23/11/2020), perusahaan mengatakan dapat memproduksi hingga 3 miliar dosis vaksin pada tahun 2021.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan