Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPOM Targetkan Januari Beri Izin Vaksin Sinovac, Ini Kata Epidemiolog

Kompas.com - 24/11/2020, 17:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DR Penny K Lukito MCP mengatakan, izin edar penggunaan darurat berupa Emergency Uses Authorization (EUA) vaksin Sinovac kemungkinan besar baru bisa dikeluarkan minggu ketiga atau keempat bulan Januari 2021.

"Kerjasama bersama (berbagai pihak terkait) untuk menuju ekspektasi kita ke depan adalah pemberian EUA pada minggu ke-3 atau ke-4 bulan Januari (2021)," kata Penny dalam konferensi pers terkait pengembangan uji klinik vaksin Covid-19, Kamis (19/11/2020).

Salah satu kandidat vaksin yang ditargetkan akan diberikan EUA pada Januari mendatang adalah vaksin Sinovac.

Sebagai informasi, uji klinik vaksin Sinovac di Indonesia merupakan uji klinik fase 3, dan dilakukan di Bandung.

Baca juga: BPOM Ungkap Proses Vaksin Covid-19 Sinovac untuk Dapat Izin Edar

 

Pengujian ini telah dilaksanakan oleh Tim Peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran melalui kerjasama PT Biofarma dengan Sinovac Biotech Cina.

Hingga saat ini, sebanyak 1.620 subjek uji klinik telah menerima suntikan pertama vaksin Sinovac (hari ke-0) dan 1.603 subjek telah menerima suntikan kedua (hari ke-14).

Untuk membantu tercapainya target pemberian EUA pada Januari 2021, Direktur Utama PT Biofarma, Ir Honesti Basyir mengatakan, pihaknya akan memberikan data-data hasil pengujian vaksin Covid-19 itu kepada BPOM.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Sinovac di Indonesia, 1.074 Relawan Telah Mendapat Dosis Kedua

 

"Kami akan memberikan data terkait pengujian vaksin Covid-19 di Bandung ini juga akan diberikan kepada BPOM di sekitar minggu pertama Januari 2021," ujarnya. 

Terkait persoalan pemberian EUA pada Januari 2021 mendatang, epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, pengeluaran EUA untuk vaksin Sinovac itu masih terlalu dini.

"Untuk pengeluaran emergency use (EUA) Sinovac, saya melihat belum ada dasar dan argumen ilmiah yang kuat saat ini," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (24/11/2020).

Sebab, menurut dia, saat ini dari data ilmiahnya, uji fase 3 yang ada di beberapa negara juga belum cukup memadai, termasuk penggunaan darurat vaksin Sinovac ini di China sendiri belum ada hasil kajian ilmiah yang sangat kuat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com