Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali, Peneliti Petakan Spesies Lebah di Seluruh Dunia

Kompas.com - 21/11/2020, 19:03 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG


KOMPAS.com- Untuk pertama kalinya, peneliti membuat peta keanekaragaman lebah di dunia. Dalam proses pembuatan peta itu peneliti menggunakan gabungan daftar global paling lengkap dari spesies lebah ditambah dengan data kemunculan spesies lebah di seluruh dunia.

"Orang mengira lebah hanya terdiri dari beberapa spesies saja. Padahal ada lebih dari 20.000 spesies lebah yang ada di muka Bumi ini. Lebih banyak dari gabungan burung dan mamalia," ungkap John Ascher, peneliti dari National University of Singapore, seperti dikutip dari Phys, Sabtu (21/11/2020).

Berbagai kumpulan data lebah itu pun akhirnya dapat menghasilkan gambaran yang lebih jelas tentang berapa banyak spesies lebah yang tersebar di wilayah geografis yang berbeda.

Baca juga: Bagaimana Lebah Memproduksi Madu?

 

 

Sejauh ini Amerika Serikat memiliki spesies lebah paling banyak.

Tetapi ada juga wilayah di benua Afrika dan Timur Tengah yang memiliki tingkat keanekaragaman tinggi daripada di daerah tropis. Hanya saja wilayah itu belum dieksplorasi.

Selain itu, temuan tim dalam studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Current Biology ini juga mendukung bahwa terdapat lebih banyak spesies lebah di Belahan Bumi Utara daripada di Selatan.

Ilustrasi lebah pembunuh atau lebah madu Afrika. Ilustrasi lebah pembunuh atau lebah madu Afrika.

Bahkan, ada lebih banyak lagi di lingkungan yang gersang dan beriklim sedang daripada di daerah tropis.

Meski masih banyak yang harus dipelajari tentang apa yang mendorong keragaman lebah namun tim peneliti memandang penelitian ini sebagai langkah pertama yang penting menuju pemahaman yang lebih komprehensif tentang keanekaragaman lebah global.

Selain itu peneliti juga menyebut jika pemetaan bisa menjadi dasar penting untuk penelitian lebah di masa depan yang dapat membantu konservasi lebah sebagai penyerbuk global.

Baca juga: Pertama Kalinya Lebah Setengah Jantan Setengah Betina Ditemukan

 

Alice Hughes, profesor biologi konservasi di Xishuangbanna Tropical Botanical Garden mengatakan banyak tanaman, terutama di negara berkembang, bergantung pada spesies lebah asli, bukan lebah madu.

Sayangnya hampir tidak ada cukup data di luar sana tentang lebah-lebah ini yang dapat memberikan dasar yang masuk akal.

"Menganalisisnya (data lebah) dengan cara yang masuk akal sangat penting, jika kita akan menjaga keanekaragaman hayati dan juga layanan yang disediakan spesies ini di masa depan," papar Hughes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber PHYSORG
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com