Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkekuatan M 6,0, Berikut 6 Fakta Gempa Mentawai Tadi Pagi

Kompas.com - 17/11/2020, 13:37 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Selasa (17/11/2020) pukul 08.44 WIB, wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, diguncang gempa tektonik.

Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa bumi ini memiliki parameter awal dengan magnitudo M 6,3 yang kemudian dimutakhirkan menjadi M 6,0.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,90 LS dan 99,07 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 km arah barat daya Kota Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada kedalaman 13 km.

Menurut Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, gempa ini termasuk gempa kuat.

Baca juga: Gempa Hari Ini: M 6,0 Guncang Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat

Berikut beberapa fakta terkait gempa Mentawai tadi pagi.

1. Gempa dangkal

Analisis update menunjukkan bahwa gempa ini hiposenternya berada di kedalaman 31 km.

Daryono menyampaikan, ini artinya pusat gempa berada di dalam Lempeng Indo-Australia.

"Bukan di Lempeng Eurasia," kata Daryono kepada Kompas.com.

2. Getaran dirasakan luas

Beberapa daerah yang merasakan guncangan gempa ini adalah Padang, Painan, Sipora, Solok, Mentawai, Sipora, Padang Panjang, Bukittinggi, Pariaman, Kepahiang, Pasaman, Kerinci, Payakumbuh, dan Solok Selatan.

Karena dirasakan di wilayah yang luas, intensitas getarannya pun bervariasi, dari I hingga IV MMI.

3. Tidak disebabkan aktivitas tumbukan lempeng

Daryono berkata, gempa ini tidak disebabkan oleh aktivitas tumbukan lempeng.

"Karena gempa ini bersumber di dalam Lempeng Indo-Australia maka gempa ini bukan merupakan gempa yang disebabkan oleh aktivitas tumbukan lempeng di zona megathrust," katanya.

"Gempa akibat timbukan lempeng lazimnya memiliki sumber gempa sesar naik (thrust fault)."

 

Ilustrasi simulasi apabila terjadi gempa bumi, mitigasi gempa bumishutterstock Ilustrasi simulasi apabila terjadi gempa bumi, mitigasi gempa bumi

4. Dipicu oleh sesar transform

Gempa Mentawai tadi pagi memiliki mekanisme sumber berupa sesar geser (transform fault) yang tampaknya berkaitan dengan sumber gempa sesar geser pada Lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia, yang dikenal dengan nama Investigator Fracture Zone (IFZ).

Struktur IFZ, kata Daryono, memanjang di Samudra Hindia relatif berarah utara-selatan dan di bagian ujung utara IFZ berdekatan dengan Zona Subduksi Sumatra.

5. Tidak berpotensi tsunami

Gempa ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya masih di bawah 7,0.

Selain kekuatan, mekanisme sumber gempa merupakan sesar geser.

Gempa yang memicu tsunami biasanya gempa di bawah laut karena aktivitas tumbukan atau tubrukan lempeng tektonik. Tumbukan lempeng inilah yang mengakibatkan pergerakan dasar laut dan mengganggu keseimbangan air di atasnya.

Baca juga: Gempa Tektonik M 3,0 Guncang Rancabali Bandung Dipicu Sesar Garsela

6. Gempa IFZ lainnya

Gempa semacam ini pernah terjadi di Samudra Hindia sebelah barat Aceh pada tahun 2012.

Gempa dahsyat di Samudra Hindia sebelah barat Aceh pada 12 April 2012 berkekuatan 8,6 dan 8,1 merupakan contoh lain dari gempa yang berkaitan dengan sumber gempa Investigator Fracture Zone (IFZ).

"Investigator Fracture Zone (IFZ) termasuk sumber gempa potensal bagi Pulau Sumatra," kata Daryono.

Melihat aktivitas sumber gempa ini, artinya ancaman bagi Pulau Sumatra bukan hanya aktivitas gempa yang bersumber dari tumbukan lempeng di Zona Megathrust, Sesar Mentawai, dan Sesar Besar Sumatra di daratan.

"Akan tetapi gempa kuat juga dapat bersumber di Investigator Fracture Zone dekat subduksi lempeng di sebelah barat Sumatra," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com