Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2020, 19:06 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Turun peranakan atau istilah medisnya prolaps organ panggul bisa terjadi pada semua wanita di usia berapa pun.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Uroginekologi RS Pondok Indah, dr Astrid Yunita SpOG(K).

Astrid menjelaskan, turunnya peranakan prolaps organ panggul (POP) adalah turun atau menonjolnya dinding vagina ke dalam liang vagina atau luar vagina.

Turun atau menonjolnya dinding vagina itu, kemudian diikuti dengan organ-organ pelvik seperti rahim, kandung kemih, usus atau rektum, akibat kelemahan struktur penyokong dasar panggul.

Baca juga: Dampak Kelebihan atau Kekurangan Berat Badan Selama Hamil

"Posisi rahim yang normal seharusnya berada tepat di atas vagina, namun posisi tersebut dapat berubah, menurun ke vagina dan hal ini dapat disertai penurunan organ panggul lainnya," kata Astrid.

Namun, setiap wanita masih memiliki kesempatan untuk mencegah maupun mengobati gangguan yang satu ini dengan mengetahu faktor risiko atau penyebab, serta gejala yang terjadi dari kondisi turunnya peranakan (prolaps organ panggul).

Penyebab turun peranakan

Astrid menegaskan, prolaps organ panggul dapat terjadi pada Anda yang memiliki ragam faktor risiko pemicu turunnya peranakan ini.

Faktor risiko pemicu turunnya peranakan pada wanita juga disebutkan multifaktoral atau dapat lebih dari satu penyebab dan terjadi secara bersamaan.

Beberapa di antara penyebab tersebut adalah sebagai berikut:

Baca juga: Berapa Berat Badan Ideal untuk Ibu Hamil? Ini Kata Dokter

- Genetik dan ras, berkaitan dengan kolagen dan elastin yang mempengaruhi kualitas jaringan penyokong pelviks

- Riwayat kehamilan dan persalinan, misalnya kehamilan berulang

- Riwaya kehamilan dan persalinan dengan bayi besar

- Riwayat persalinan berbantu dengan alat vakum atau forceps

- Riwayat pembedahan seperti angkat rahim

- Riwayat operasi prolaps sebelumnya

- Terapi yang menggganggu persarafan perlviks, misal terapi radiasi, trauma akibat kecelakaan

- Obesitas

- Konstipasi

- Pekerjaan atau aktivitas fisik serta kebiasaan angkat berat

- Penyakit paru kronik atau batuk kronik

- Tumor abdomen

- Tumor rongga pelviks (rahim, usus, kandung kemih dan rektum)

- Penumpukan cairan di rongga perut

- Proses penuaan, menopause dan status estrogen

- Kebiasaan merokok

Gejala prolaps organ panggul (turun peranakan)

Astrid menyebutkan, ada beberapa gejala yang membuat seseorang menyadari mengalami prolaps organ panggul atau turun peranakan.

"Apabila Anda merasakan salah satu gejala ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidaan dan kandungan konsultan uroginekologi," ujarnya.

Berikut 4 gejala yang harus diwaspadai sebagai pertanda turunnya peranakan (prolaps organ panggul):

1. Gejala pada vagina

Astrid menjelaskan, keluhan gejala benjolan di vagina dipengaruhi oleh gravitasi, sehingga semakin berat terasa pada posisi berdiri.

"Semakin lama, benjolan akan terasa semakin menonjol terutama setelah adanya aktivitas fisik berat jangka panjang, seperti mengangkat benda berat atau berdiri," jelasnya.

Gejala pada vagina lainnya seperti rasa menggantung atau tertarik pada vagina, tekanan pada panggul hingga rasa pegal pada punggung, rasa tidak nyaman atau penuh di vagina, keputihan, keluar darah dari erosi benjolan vagina.

Baca juga: Penyebab dan Gejala Vaginismus, Kontraksi Abnormal pada Otot Vagina

2. Gejala gangguan  berkemih

Jika prolaps terjadi di kandung kemih, maka gejala gangguan berkemih dapat disadari dengan sulit memulai berkemih.

Selain itu, berkemih tidak lampias atau tidak tuntas, harus mengejan, keluar urin saat batuk atau tertawa, sulit menahan dorongan berkemih serta infeksi saluran kemih berulang.

3. Gejala buang air besar (BAB)

Gejala prolaps organ panggul juga bisa dicirikan dengan gangguan buang air besar (BAB).

Di antaranya seperti benjolan di dalam vagina saat mengejan, BAB tidak lampias atau tidak tuntas, sulit BAB dan harus mengejan, perlunya penekanan pada perineum atau vagina posterior untuk membantu BAB.

4. Gejala seksual

Gejala seksual dari gangguan turunnya peranakan ini adalah rasa tidak nyaman saat berhubungan, nyeri saat berhubungan, menghindari hubungan seksual akibat adanya kepercayaan diri yang menurun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com