Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Kembaran Bulan Bumi di Dekat Planet Mars

Kompas.com - 08/11/2020, 13:04 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Kemiripan yang cukup membuat orang takjub ketika sekelompok ilmuwan mengamati asteroid yang mengikuti jejak gravitasi planet Mars.

Asteroid yang dimaksud adalah (101429) 1998 VF31, yakni bagian dari kelompok asteroid trojan yang berbagi orbit Mars.

Trojan merupakan benda langit yang jatuh ke dalam wilayah ruang yang seimbang secara gravitasi di sekitar planet lain, terletak 60 derajat di depan dan di belakang planet, seperti dilansir dari Science Alert, Minggu (8/11/2020). 

Lantas, apa yang membuat asteroid purba tersebut menarik?

Asteroid (101429) 1998 VF31 menarik karena di antara trojan yang membuntuti Planet Merah di belakang Mars saat mengorbit Matahari, 101429 tampaknya unik.

Baca juga: 4,4 Miliar Tahun Lalu Air Sudah Ada di Mars Kuno, Ilmuwan Jelaskan

 

Kelompok Trojan lainnya yang dikenal sebagai keluarga Eureka, terdiri dari 5261 Eureka, yang merupakan trojan Mars pertama yang ditemukan pada sekelompok fragmen kecil yang diyakini lepas dari batuan antariksa induknya.

Dalam studi baru yang dipimpin oleh para astronom dari Armagh Observatory and Planetarium (AOP) di Irlandia Utara berpendapat bahwa 101429 berbeda, sehingga peneliti akan memeriksa alasannya.

Dilansir dari The Independent, para astronom menduga bahwa objek yang berada di lintasan gravitasi Mars yang berada jauh di belakang planet ini adalah 'kembaran Bulan yang telah lama hilang'.

Kemungkinan asteroid itu terlepas dari Bulan sebelum akhirnya terjebak di medan gravitasi planet merah tersebut.

Baca juga: Mulai Malam Ini, Konjungsi Bulan-Mars Hiasi Langit Indonesia

 

Para ilmuwan dari Armagh Observatory and Planetarium di Irlandia Utara telah menemukan bahwa asteroid tersebut memiliki komposisi yang sangat mirip dengan Bulan.

 

Untuk mendeteksi komposisinya, para ilmuwan menggunakan spektrograf yaitu instrumen yang mengukur panjang gelombang dalam cahaya  untuk melihat bagaimana permukaan asteroid memantulkan warna.

Selanjutnya, para ilmuwan membandingkan pantulan spektrum cahaya dengan pantulan dari benda-benda lain di Tata Surya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com