Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba serbi Hewan: Gajah Takut Serangga Kecil seperti Lebah

Kompas.com - 06/11/2020, 07:00 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gajah, hewan terbesar di darat rupanya takut serangga kecil seperti lebah.

Saat mendengar dengungan lebah, gajah akan mengepakkan telinga besarnya, membuat debu naik ke atas, dan bersuara bising.

Lebah tentunya tidak bisa menembus kulit gajah yang sangat tebal, tetapi lebah bisa berkerumun di dekat tubuhnya.

Lebah Afrika sangat agresif ketika berkerumunan dalam kelompok besar.

Saat ada ratusan lebah di sekeliling gajah dan menyengat area sensitif seperti belalai, mulut, dan mata, hewan besar itu dapat terluka.

Baca juga: Serba-serbi Hewan: Seperti Lidah, Gurita Merasakan Mangsa Lewat Lengan

Ancaman lebah sangat dirasakan oleh gajah sehingga para konservasionis menggunakannya untuk membantu mencegah jenis konflik yang membahayakan gajah.

Hewan yang kini terancam punah kerap ditembak petani yang mencoba menyelamatkan tanaman mereka dari gajah yang mencari makan di malam hari. Tak jarang, petani meminta bantuan pemburu untuk ikut "menjaga ladang".

Diberitakan New York Times, (26/1/2018), dalam beberapa tahun terakhir, peneliti telah membujuk para petani lebih baik memanfaatkan lebah untuk melindungi tanaman dari gajah dibanding menembakinya.

Dengan membuat sarang lebah setiap 20 meter, yang diselingi dengan sarang palsu, tim peneliti di Afrika membuktikan bahwa cara ini berhasil menjauhkan 80 persen gajah dari lahan pertanian.

Rekan peneliti Universitas Oxford yang dipimpin Lucy King pun pernah melakukan riset terkait interaksi antara gajah dan lebah.

Dia menemukan bahwa gajah Asia juga takut pada lebah, meski tidak setakut gajah Afrika.

Hal ini bisa jadi adalah langkah pertama untuk menunjukkan bahwa strategi pengendalian juga dapat berhasil di negara-negara seperti Sri Lanka, India, Nepal, dan Thailand, di mana gajah Asia 10 kali lebih terancam punah daripada gajah Afrika.

Perilaku gajah Afrika dan Asia saat ada kerumuman lebah di dekatnya berbeda.

Gajah Afrika menggelengkan kepala, mengepakkan telinga, dan menghujani diri dengan debu.

Hal ini tidak dilakukan gajah Asia. Sebaliknya, gajah Asia hanya membuat suara dan segera menjauh dari lebah. Mereka saling menyentuh belalai dengan cara memasukkan hidung panjangnya ke mulut gajah lain. Ini mungkin tanda ketidaknyamanan.

Gajah Asia juga terkadang menampar belalainya ke tanah karena ketakutan.

Ilustrasi gajah bermain air. Ilustrasi gajah bermain air.

John Poulsen, ahli ekologi tropis dan asisten profesor di Duke University, yang telah membantu melakukan penelitian gajah dan lebah mengatakan, hingga kini tidak jelas apakah gajah Asia bereaksi berbeda karena lebah di Asia kurang agresif.

Baca juga: Kurangi Stres pada Gajah Kebun Binatang, Ilmuwan Uji Efek Minyak Rami

Jika bukan karena lebah Asia yang kurang agresif, kemungkinan lainnya adalah gajah memiliki respons perilaku yang berbeda. Ini sama seperti saat seseorang gugup, dia menjadi gelisah atau justru berbicara sangat cepat.

"Kelompok konservasionis di Afrika membangun pagar kawat dan sarang lebah dengan dana sekitar 1.000 dollar AS (Rp 14 juta) karena biayanya lebih murah jika dibandingkan dengan pagar listrik," tutur Dr.King yang juga mengikuti program koeksistensi manusia dengan gajah untuk amal.

Pertanian mendapat perlindungan dari gajah dan sumber pendapatan baru yang sederhana dari panen madu dua kali setahun.

Sarang lebah harus digantung pada kawat yang cukup kuat untuk menahannya, sehingga tidak dapat bergoyang tertiup angin.

Dr. King mengetahui sejak awal bahwa sarang yang berayun menyebabkan lebah-lebah itu melarikan diri, menjadi lebih aktif dan menakuti gajah.

"Gajah sangat pintar. Jika peneliti hanya memutar rekaman lebah yang berdengung mereka dengan cepat mengetahui bahwa ancaman itu tidak nyata," kata Dr. King.

Dr. King memberi tahu bahwa fungsi pagar juga sebagai penghalang psikologis bagi para petani, sehingga membuat mereka berpikir dua kali sebelum menebang dan membakar lebih banyak hutan untuk lahan pertanian.

Sejauh ini, pagar sarang lebah digunakan atau diuji di 11 negara di Afrika dan empat di Asia, dan para petani tampaknya menghargai pendekatan tersebut, dengan lebih dari 200 sukarelawan berpartisipasi pada tahun lalu.

Baca juga: Kamasutra Satwa: Musim Kawin Singkat, Gajah Betina Tak Akan Menjauh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com