Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Moluskum Kontagiosum, Jerawat Genital yang Cepat Menular

Kompas.com - 05/11/2020, 18:06 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit kulit bernama Moluskum Kontagiosum (MK) hingga saat ini belum banyak diketahui oleh masyarakat. Masyarakat hanya tahu bahwa itu adalah jerawat sehingga lebih dikenal dengan istilah "jerawat genital."

Moluskum Kontagiosum (MK) sebenarnya adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh poxvirus.

Ia ditandai dengan munculnya benjolan berukuran diameter biasanya kurang dari 0,25 inci atau sekitar 0,6 cm, dan memiliki titik kecil di tengahnya.

Jika Anda menemukan jarawat yang bertumbuh secara cepat dan semakin banyak pada area genital, dan sekitar punggung kaki, tangan, serta dada; maka sangat dihimbau untuk segera konsultasi ke dokter penyakit kulit dan kelamin.

Baca juga: Sering Salah Paham, Telusuri Mitos dan Fakta Seputar Herpes Genital

"Bentuknya memang seperti jerawat, tetapi ini bukan jerawat," ujar dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, CEO Klinik Pramudia dalam webinar dengan tema Moluskum Kontagiosum: Jerawat Genital Yang Mengganggu, Rabu (4/11/2020).

Pada anak, MK biasa terjadi karena ada infeksi virus pada kulit, sedangkan orang dewasa umumnya mengidap MK karena infeksi menular seksual.

Penularan

Timbulnya MK pada anak biasanya disebabkan oleh adanya infeksi virus pada kulit. Namun, pada orang dewasa, MK umumnya terjadi akibat infeksi menular seksual.

Penyakit ini memang sangat mudah menular dan menyebar ketika ada kontak fisik erat yang terjadi berulang-ulang, terutama pada orang dengan kulit yang tipis.

Penularan MK bisa karena:

1. Hubungan seksual

2. Hubungan non-seksual seperti berpegangan tangan dan kebetulan Anda menyentuh Moluskum yang di miliki orang tersebut.

3. Autoinokulasi, keadaan di mana awalnya hanya ada satu moluskum pada area tubuh kemudian Anda garuk sehingga menyebar menjadi banyak.

4. Fomites, yaitu ketika Anda menggunakan barang secara bersamaan, seperti penggunaan handuk, baju, dan lainnya. Meski belum ada penelitian yang membuktikannya, penggunaan barang-barang pribadi secara bersamaan bisa jadi sumber penularan MK.

Baca juga: Mengenal Disfungsi Seksual, dari Penyebab, Gejala hingga Dampaknya

Pencegahan

Cara pencegahan terbaik adalah dengan menghindari sumber penularan melalui deteksi dini penderita MK, baik pada anak ataupun dewasa.

Untuk itu, Anthony menghimbau masyarakat untuk selalu menjaga dan mengobservasi kulit secara rutin, apakah ada jerawat yang terlihat tidak lazim sehingga bisa dicurigai MK.

Selain itu, terapkan perilaku seksual yang sehat, jaga kebersihan dan pertahankan imunitas tubuh agar tetap sehat.

Pasalnya, MK bisa terjadi kepada siapa saja. Baik pria maupun wanita, anak-anak sejak usia dua tahun hingga orang dewasa berumur 60 tahun bisa terinfeksi virus yang menyebabkan MK.

Penyakit ini khususnya lazim ditemukan pada orang-orang dengan gangguan sistem imun yang menurun, seperti penderita HIV.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Kenapa Sih Jerawat Bisa Muncul di Mana Saja?

Penanganan

Moluskum Kontagiosum memiliki masa inkubasi antara 2-6 bulan. Namun, diakui oleh Anthony, deteksi dini MK tidak mudah karena jarang menyebabkan gatal atau hanya menyebabkan gatal ringan.

Jika Anda memiliki kecurigaan terhadap MK, segeralah datang untuk melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kulit karena penyakit ini tidak bisa diobati sendiri.

Dokter nantinya akan mengeluarkan MK dari kulit agar tidak muncul kembali atau menjadi autoinokulasi. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain menggunakan cairan kaustik, laser, elektrocauter dan cryotheraphy untuk orang dewasa.

Sementara itu, untuk MK pada anak-anak, dokter biasanya akan mengoleskan cairan yang membuat MK lepas sendiri. Metode penanganan ini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh, tetapi rasa nyerinya lebih minim sehingga tidak akan membuat anak-anak trauma. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com