Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik 6,2 Persen Selama Pandemi, Pasien Diabetes Indonesia Peringkat 7 di Dunia

Kompas.com - 05/11/2020, 10:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), Indonesia berstatus waspada diabetes karena menempati urutan ke-7 dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi.

Prevalensi pasien pengidap diabetes di Indonesia mencapai 6,2 persen, yang artinya ada lebih dari 10,8 juta orang menderita diabetes per tahun 2020.

Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), Prof Dr dr Ketut Suastika SpPD-KEMD mengatakan bahwa angka ini diperkirakan meningkat menjadi 16,7 juta pasien per tahun 2045.

Dengan data tahun ini, 1 dari 25 penduduk Indonesia atau 10 persen dari penduduk Indoneia mengalami diabetes.

Baca juga: Benarkah Kopi dan Teh Hijau Turunkan Risiko Kematian Penderita Diabetes?

 

"Yang paling banyak di Indonesia adalah kasus diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Dan melihat angka yang angat besar, artinya setiap orang memiliki kerabat, teman, atau bahkan keluarga yang mengalai penyakit diabetes," kata Suastika dalam diskusi daring bertajuk World Diabetes Day 2020: Pentingnya Peran Cargiver dan Saatnya Sadar serta Peduli Diabetes, Selasa (3/11/2020).

Waspada diabetes di masa pandemi

Berdasarkan riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2018, angka prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 10,9 persen yang diprediki juga akan terus meningkat.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Insulin Pecahkan Misteri Penyakit Diabetes

 

Kondisi ini, kata Suastika, pastinya dapat mempersulit proses pengendalian dan pengelolaan diabetes.

"Siapapun harus aware dengan kondisi kita," kata dia.

Ia mengingatkan kepada masyarakat terhadap pentingnya mengetahui gejala klasik diabetes yang bisa didiagnosa dari awal oleh diri sendiri masing-masing.

Di antaranya seperti banyak minum-makan yang manis, banyak kencing dan juga berat badan yang turun secara drastis.

Ilustrasi pasien diabetes menyuntikkan insulin, sebagai bagian dari pengobatan diabetes.SHUTTERSTOCK/goffkein.pro Ilustrasi pasien diabetes menyuntikkan insulin, sebagai bagian dari pengobatan diabetes.

"Bagi diabetesi, penting untuk mengecek kadar gula darah secara rutin dan melakukan pencegahan, terlebih daat pandemi Covid-19 sekarang ini," jelasnya.

Seperti diketahui, diabetes adalah salah satu komorbid atau penyakit penyerta yang banyak ditemukan pada pasien terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, tepatnya di peringkat ke dua yaitu sebanyak 34,4 persen kasus di Indonesia.

Director of Special Needs & Healthy Lifestyle Nutrition Kalbe Nutritionals, Tunghadi Indra mengatakan, angka prevalensi diabetes di dunia dan Indonesia yang meningkat.

Ditambah risiko yang bisa terjadi kepada para diabetesi saat pandemi ini, menunjukkan kalau diabetes perlu perhatian khusus dari semua kalangan. 

Baca juga: Makan Nasi Putih Tiga Kali Sehari Sebabkan Diabetes Tipe 2, Benarkah?

 

"Diabetes memang tidak bisa disembuhkan, tetapi manajemennya sangat perlu diperhatikan. Selain itu dukungan dari support system di sekitar diabetesi juga sangat dibutuhkan,” kata Tunghadi.

Data penderita diabetes dunia

Hingga 14 Mei 2020, International Diabetes Federation (IDF) melaporkan 463 juta orang dewasa di dunia menyandang diabetes dengan prevalensi global mencapai 9,3 persen. 

Namun, kondisi yang membahayakan adalah 50,1 persen penyandang diabetes (diabetesi) tidak terdiagnosis. Ini menjadikan status diabetes sebagai silent killer masih menghantui dunia. 

Jumlah diabetesi ini diperkirakan meningkat 45 persen atau setara dengan 629 juta pasien per tahun 2045. Bahkan, sebanyak 75 persen pasien diabetes pada tahun 2020 berusia 20-64 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com