Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kateterisasi Jantung Kurangi Kematian Akibat Sindrom Penyumbatan Arteri

Kompas.com - 27/10/2020, 18:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com- Pasien dengan sindrom serangan jantung Infark Miokard Akut dengan Elevasi Segmen ST (IMA-EST) memiliki risiko kematian yang tinggi.

Sindrom IMA-EST adalah salah satu kondisi koroner akut, yakni berupa penyumbatan pembuluh darah arteri jantung. Sindrom ini menyebabkan jantung mengalami kekurangan oksigen.

Apabila kondisi ini terjadi pada pasien yang tidak langsung ditangani, maka berpotensi terjadi kerusakan serius pada otot-otot jantung.

Dalam rilis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang diterima Kompas.com, Selasa (27/10/2020) sebuah laporan dari studi yang dilakukan sejumlah staf medis di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI-RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, menunjukkan efektivitas terapi katetrisasi jantung terhadap sindrom tersebut.\

Baca juga: 3 Gejala Serangan Jantung pada Wanita yang Sering Tak Disadari

 

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa penerapan terapi kateterisasi jantung terus meningkat di Jakarta, yang berdampak pada berkurangnya angka keterlambatan terapi pembukaan sumbatan pembuluh darah koroner atau terapi reperfusi.

Keberhasilan dari tindakan terapi tersebut berpengaruh pada penurunan tingkat kematian dini pasien dengan IMA-EST, atau sindrom penyumbatan pembuluh darah arteri jantung.

Dalam laporan studi yang telah dipublikasikan di jurnal Coronary Artery Disease pada Agustus 2020 lalu, mengamati 6.016 pasien dari 7.208 pasien IMA-EST yang dirawat di RSJPD Harapan Kita antara tahun 2011 dan 2018.

Baca juga: Penyakit Jantung Makin Sering Menyerang Anak Muda, Ini Solusinya

 

Rata-rata pasien yang dianalisis dalam studi ini berusia 56 tahun, 86 persen laki-laki dan 64,3 persen di antaranya memiliki faktor risiko merokok.

Selama 8 tahun pengamatan di RS tersebut, penggunaan kateterisasi jantung meningkat secara signifikan dari 37,9 persen pada 2011 menjadi 71 persen pada tahun 2018.

Bahkan, proporsi pasien yang tidak mendapat terapi pembukaan sumbatan pembuluh darah koroner ini menurun dari 56,2 persen menjadi 29 persen.

Pada periode tahun 2015-2018, rata-rata waktu yang dibutuhkan sejak pasien datang ke rumah sakit hingga tindakan kateterisasi (door to device time) juga lebih singkat, yakni 72 menit, dibandingkan periode 2011-2014 yang dapat mencapai 97 menit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com