Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Baru Tes Antibodi Covid-19, Ilmuwan Klaim Hasilnya Cukup Semalam

Kompas.com - 26/10/2020, 17:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Menggunakan IP-FCM, Dr Smith menguji 24 sampel darah dari peserta tersebut dan 92 persen dari tes tersebut menunjukkan mereka memiliki antibodi terhadap virus corona baru.

Kurang lebih antibodi itu terbentuk sekitar sebulan setelah terinfeksi. Hasilnya kemudian divalidasi dengan 30 sampel kontrol.

"Para peserta ternyata tidak hanya memiliki antibodi, tetapi tes ini juga menunjukkan bahwa antibodi mereka cukup efektif menetralkan ikatan antara protein spike dan reseptor sel," kata Dr Smith.

Menyaring obat untuk terapi Covid-19

Dari hasil studi itu, Dr Smith menyimpulkan bahwa penelitiannya konsisten dengan penelitian lainnya dari tes berbasis sel yang menunjukkan bahwa orang yang tertular Covid-19 memang membuat antibodi penetral.

Baca juga: Penjelasan Hadi Pranoto soal Herbal Antibodi Covid-19 dan Tanggapan Ahli

 

Menariknya, para ilmuwan juga menemukan bahwa mereka yang mengalami demam mempiliki tingkat antibodi lebih tinggi. Selanjutnya, tim akan menguji ulang sampel untuk melihat bagaimana tingkat antibodi berubah seiring waktu.

"Ini akan menjadi sangat penting untuk melihat orang dalam jangka waktu yang lebih lama untuk melacak tingkat antibodi mereka dan apakah mereka terinfeksi kembali atau tidak," kata Smith.

Diagnosis baru yang dikembangkan memiliki berbagai aplikasi komersial potensial dari pengujian secara luas.

Baca juga: Akurasi 100 Persen, Inggris Siap Gunakan Tes Antibodi Virus Corona ini

 

 

Selain itu, diagnosis ini dapat menilai tanggapan vaksin serta skrining untuk plasma penyembuhan yang memiliki tingkat antibodi penetral yang sangat tinggi sebagai pengobatan potensial.

Dr Smith dan timnya sekarang juga menggunakan tes tersebut untuk secara cepat menyaring ribuan obat yang disetujui yang berpotensi mengganggu pengikatan antara ACE2 dan protein spike.

Manajer laboratorium, Edward Gniffke, dan sarjana dan magang musim panas Universitas Stanford, Kaleb Tsegay, membantu menjalankan pemeriksaan awal yang berpotensi mengidentifikasi obat yang mampu mencegah atau mengobati Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com