Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sagu, Jawaban dari Krisis Pangan Indonesia, Mengapa?

Kompas.com - 22/10/2020, 09:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Pada tahun 2008, Food and Agriculture Organization (FAO) memperkirakan krisis pangan global akan terjadi, yang mana persediaan pangan harus ditingkatkan sampai 50 persen di tahun 2030. 

Pada April 2020, FAO mengatakan bahwa krisis pangan global akan datang lebih cepat sebagai dampak pandemik Covid-19.

Permasalahan krisis pangan ini menjadi perhatian Presiden Indonesia, Joko Widodo, sehingga dibentuklah kebijakan food estate,  terutama atas ketersediaan beras.

Namun, banyak pihak menilai seharusnya jika berbicara tentang ketahanan pangan, maka tidak harus terkait dengan swasembada beras saja.

Direktur Eksekutif Yayasan Kehati, Riki Frindos menyampaikan bahwa Kehati pada tahun 2019 telah merekomendasikan agar pemerintah dan para pihak harus mengembalikan konsep pangan nusantara yang didasarkan pada keberagaman sumber daya hayati dan budaya lokal.

Baca juga: Selain Makanan, Sagu Juga Bisa Jadi Pakan Ternak dan Sumber Energi

 

Menjawab krisis pangan dari sumber pangan dan budidaya lokal juga sangat erat hubungannya dengan seni memasak gastronomi.

Gastronomi sangat erat kaitannya antara makanan dan akar budaya. Maka, perihal ketahanan pangan ini, seharusnya gastronomi dapat memanfaatkan sumber pangan lokal yang melimpah di Indonesia, salah satunya sagu

Sehingga, sagu disebutkan dapat dijadikan sebagai jawaban krisis pangan melalui gastronomi berkelanjutan.

Apa alasan melalui gastronomi sagu bisa menjadi jawaban krisis pangan?

Baca juga: Kenapa Sagu Bisa Jadi Solusi Kedaulatan Pangan Indonesia?

 

Head of Commercial ANJ Bueno Nasio Nelda Hermawan mengatakan selain manfaatnya pada ketahanan pangan, sagu memiliki kandungan positif yang dapat mendukung pola makan sehat masyarakat Indonesia.

"Sagu adalah sumber karbohidrat asli Indonesia yang bersifat prebiotik, bernilai indeks glikemik rendah dan bebas gluten," jelas Nelda dalam diskusi daring bertajuk Sagu sebagai Solusi Krisis Global, Minggu (11/10/2020).

Ia juga menegaskan bahwa manfaat sagu sangat besar sebagai kekayaan dan sumber pangan warisan Indonesia yang bebas gluten, sehingga Bueno Nasio hadir sebagai restoran dan dapur uji coba yang mengembangkan potensi sagu alami dari Sorong Selatan, Papua Barat.

"Visi kami adalah menjadikan sagu sebagai bahan pangan yang layak diperhitungkan dalam keragaman kuliner di Indonesia," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com