Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Jelaskan Kenapa Indonesia "Terburu-buru" Beli Vaksin Corona

Kompas.com - 20/10/2020, 13:10 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

"Kalau yang dibeli itu (vaksin Covid-19) efektif, maka tidak masalah. Tetapi, bagaimana kalau tidak efektif," kata Ahmad.

Ahmad menjelaskan, vaksin mungkin bisa menghentikan infeksi virus corona yang saat ini menjadi pandemi global yang mengakibatkan jutaan orang terinfeksi Covid-19.

"Karena saking efektifnya, bisa saja orang akan kembali hidup normal. Namun, kemungkinan lain, vaksin tidak bisa menghentikan penularan," ungkap Ahmad.

Kendati demikian, lanjut Ahmad, saat virus corona masuk ke dalam tubuh ornag yang telah menerima vaksin, maka virus tidak bisa menimbulkan penyakit.

"Karena mekanismenya, sel imun telah membentuk antibodi dan sel T di dalam tubuh untuk melawan virus yang masuk," jelas Ahmad.

Baca juga: 3 Vaksin Corona China Disebut Selesai Uji Klinis Fase Tiga, Begini Kata Ahli

 

Lebih lanjut Ahmad memaparkan sejauh ini belum ada data hasil uji klinis yang disampaikan oleh ketiga produsen vaksin virus corona asal China. Sehingga, analisis data yang bisa dilakukan para ahli maupun ilmuwan cukup sulit dilakukan.

Oleh sebab itu, Ahmad berharap BPOM bisa menyampaikan hasil uji klinis terkait ketiga vaksin tersebut.

"Walaupun vaksin Covid-19 ini sudah dibeli dan distok, tetapi secara regulasi tidak bisa langsung diberikan atau divaksinasikan, sebelum ada lampu hijau dari BPOM. Karena BPOM adalah garda terakhir," jelas Ahmad.

Yuri menambahkan saat ini BPOM dan beberapa tim sedang melakukan sharing data terkait uji klinis fase 3 dari vaksin corona dari ketiga perusahaan tersebut.

Baca juga: Belum Ada Vaksin Covid-19 yang Ampuh, Kenapa Vaksinasi Dimulai November?

 

"MUI, BPOM dan Kementerian Agama juga melakukan inspeksi terhadap proses pembuatan vaksin terkait sertifikat kehalalannya, ini sedang berproses," jelas Yuri.

Untuk diketahui, dalam jumpa pers daring, Yuri menjelaskan Sinovac telah berkomitmen untuk memberi kesempatan Indonesia untuk membeli vaksin yang sudah jadi.

"Jadi bukan diproduksi di Bio Farma. Sebanyak 2 kali pengiriman. Rencana awal November sebanyak 1,5 juta vaksin dan Desember sebanyak 1,5 juta vaksin," imbuh Yuri.

Dengan mekanisme dua kali suntik per orang, satu vaksin dasar dan 14 hari kemudian suntikan booster, maka 1,5 juta vaksin dikali dua, vaksinasi Covid-19 dapat diberikan kepada 1,5 juta orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com