Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Tahun Lalu, Alpen Sudah Ramai dengan Aktivitas Manusia

Kompas.com - 20/10/2020, 07:03 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hingga awal 1990-an peneliti meyakini jika orang-orang zaman prasejarah menjauhi pegunungan yang tinggi.

Namun sejumlah penemuan mengejutkan di wilayah dataran tinggi, seperti salah satunya di pegunungan Alpen, menunjukkan bahwa pegunungan telah ramai dengan aktivitas manusia selama ribuan tahun.

Seperti dilansir dari Science Alert, Senin (19/10/2020); arkeolog menemukan jejak perburuan kuno yang berasal dari era Mesolitikum sekitar 9.500 tahun yang lalu di pegunungan Alpen.

Manusia purba tersebut dipercaya mendaki gunung ke lembah atau pegunungan terdekat untuk berburu dan mencari bahan mentah.

Baca juga: Es Berwarna Pink Muncul di Pegunungan Alpen, Fenomena Apa Itu?

"Kami tahu sekarang bahwa orang mendaki gunung hingga ketinggian 3.000 meter mencari kristal dan bahan utama lainnya," ungkap Christian auf der Maur, arkeolog yang berpartisipasi dalam ekspedisi di pegunungan Alpen.

Temuan di Pegunungan Alpen

Beberapa bukti-bukti aktivitas manusia purba yang pernah ditemukan di pegunungan antara lain didapat di lintasan Schnidejoch, jalan setapak di Bernese Alps (2756 meter).

Pada tahun 2003, peneliti menemukan batang pohon birch yang berasal dari tahun 3000 sebelum masehi (SM). Selain itu juga ada celana dan sepatu kulit juga ditemukan bersama benda lain yang berasal dari 4500 SM.

Bahan-bahan organik seperti kulit, kayu, dan tekstil biasanya akan hilang karena erosi, namun suhu dingin menjaga bahan-bahan itu tetap utuh di dalam es.

Baca juga: 30.000 Tahun Lalu, Penghuni Dataran Tinggi Pertama Hidup di Ethiopia

Nah, mencairnya gletser di pegungungan Alpen akibat perubahan iklim rupanya telah menjadi "berkah" tersembunyi bagi para arkeolog.

Pasalnya, fenomena ini mengungkap temuan-temuan situs arkelogi di dataran tinggi, sehingga memberikan kesempatan bagi berbagai pihak untuk memahami tentang kehidupan di pegunungan ribuan tahun yang lalu.

Meski memungkinkan penemuan artefak-artefak yang luar biasa, mencairnya es juga berarti sebuah ancaman. Sebab, tanpa lapisan es yang mengawetkan, maka bahan organik itu akan cepat hancur.

Sementara itu, para peneliti juga sedang menghadapi ancaman lainnya akibat dari mencairnya es di Alpen.

Para peneliti tidak dapat menjelajah setiap sudut pegunungan untuk menemukan benda-benda bersejarah tersebut, sehingga mereka perlu mengandalkan para pelancong yang bersedia melaporkan jika menemukan benda-benda bersejarah itu.

Baca juga: Kebanyakan Dipanen, Viagra Himalaya Terancam Punah

Sayangnya, ketidaktahuan membuat para pelancong sering mengabaikan bahkan meremehkan benda-benda yang mereka temukan di pegunungan Alpen.

Contohnya seperti yang terjadi pada temuan ukiran kayu di gletser Arolla pada ketinggian 3.100 meter di atas permukaan laut pada tahun 1999. Dua pendaki Italia yang menemukannya membawa pulang dan menggantungnya di dinding ruang tamu mereka.

Baru 19 tahun kemudian, Pierre Yves Nicod, seorang arkeolog museum sejarah Wallis menyebut jika ukiran tersebut ternyata berusia lebih dari 2000 tahun dan merupakan artefak Celtic dari Zaman Besi.

"Berapa banyak benda semacam itu telah diambil di seluruh Pegunungan Alpen dalam 30 tahun terakhir dan mungkin menggantungnya sebagai pajangan di dinding ruang tamu mereka. Kita perlu memberikan wawasan kepada orang-orang yang mungkin akan menemukan artefak," papar Nicod.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com