Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warna Laut Ternyata bisa Ungkap Perubahan Lingkungan

Kompas.com - 14/10/2020, 18:32 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Bagi banyak orang, warna laut adalah biru. Studi warna laut ternyata memberikan manfaat bagi ilmuwan untuk mempelajari tentang perubahan lingkungan.

Samudra yang luas tampak berwarna biru, padahal sebenarnya air di laut sama jernihnya dengan yang ada di daratan. Bahkan, air yang melimpah di berbagai samudra yang dalam dan gelap, warnanya terlihat biru tua.

Sebelum menjelaskan pentingnya studi warna laut bagi ilmuwan, selalu muncul pertanyaan mengapa laut berwarna biru?

Air di laut tersebut tampak seperti biru tua yang sangat gelap, karena airnya banyak dan sangat dalam hingga tidak akan ada pantulan dari dasar laut. 

Dikutip dari Nasa Science, Rabu(14/10/2020), alasan samudra berwarna biru adalah karena penyerapan dan hamburan cahaya.

Baca juga: Es di Permukaan Laut Arktik Berkurang Mendekati Rekor Terendah

 

Panjang gelombang cahaya biru yang tersebar, mirip dengan hamburan cahaya biru di langit, tetapi faktor penyerapannya yang jauh lebih besar daripada hamburan cahaya pada air laut yang jernih.

Di dalam air penyerapan kuat terjadi pada warna merah dan lemah pada warna biru, sehingga cahaya merah diserap dengan cepat di lautan, kemudian meninggalkan warna biru.

Hampir semua sinar matahari yang masuk ke laut terserap, kecuali yang jaraknya sangat dekat dengan pinggir pantai. Sedangkan panjang gelombang sinar matahari berwarna merah, kuning, dan hijau diserap oleh molekul air di lautan.

Saat sinar matahari mencapai lautan, maka sebagian cahaya yang dipantulkan kembali secara langsung, tetapi ada sebagian yang menembus permukaan laut dan berinteraksi dengan molekul air yang ditemuinya.

Baca juga: Karam 400 Tahun Lalu, Kapal Ini Ditemukan Utuh di Laut Baltik

 

Panjang gelombang cahaya merah, oranye, kuning, dan hijau diserap, sehingga sisa cahaya yang kita lihat terdiri dari biru dan violet dengan panjang gelombang yang lebih pendek.

Namun, jika ada partikel lain yang tersuspensi di dalam air, mereka akan meningkatkan hamburan cahaya yang dipantulkan.

Beberapa jenis partikel, khususnya, sel fitoplankton, atau yang disebut sebagai alga, juga dapat mengandung zat yang menyerap panjang gelombang cahaya tertentu, yang mengubah karakteristiknya.

Zat penyerap cahaya terpenting di lautan adalah klorofil, yang digunakan fitoplankton untuk menghasilkan karbon melalui fotosintesis.

Ilustrasi lautan, mahluk laut, virus di lautanKeiki/Shutterstock Ilustrasi lautan, mahluk laut, virus di lautan

 

Karena pigmen hijau klorofil, fitoplankton ini secara istimewa menyerap bagian merah dan biru dari spektrum cahaya untuk fotosintesis dan memantulkan cahaya hijau.

Jadi, lautan di atas wilayah dengan konsentrasi fitoplankton yang tinggi akan tampak dalam corak-corak tertentu hal ini bergantung pada jenis dan kepadatan populasi fitoplankton.

Studi warna laut bagi ilmuwan

Studi tentang warna laut membantu para ilmuwan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang fitoplankton dan dampaknya terhadap sistem Bumi.

Organisme kecil ini dapat memengaruhi sistem dalam skala yang sangat besar seperti perubahan iklim. Dikarenakan fitoplankton menggunakan karbon dioksida untuk fotosintesis dan pada gilirannya menyediakan hampir setengah dari oksigen yang kita hirup.

Baca juga: Ilmuwan Panaskan Suhu Air, Karang dari Laut Merah ini Tidak Mati, Kok Bisa?

 

Semakin besar populasi fitoplankton dunia, maka semakin banyak karbon dioksida yang ditarik dari atmosfer. 

Populasi besar organisme ini dan bertahan dalam jangka waktu yang lama, dapat secara signifikan menurunkan tingkat karbon dioksida atmosfer dan, pada gilirannya, menurunkan suhu rata-rata.

Karbon dapat 'disimpan' dalam sedimen samudra saat bahan organik tenggelam dan terkubur di dasar lautan.

Baca juga: Seberapa Dalamkah Laut Itu? Sains Menjawab

 

 

Tak hanya mempelajari tentang warna biru pada lautan, tetapi dengan memahami dan memantau fitoplankton, para ilmuwan dapat mempelajari dan memprediksi perubahan lingkungan.

Sebab, fitoplankton bergantung pada sinar matahari, air, dan nutrisi untuk bertahan hidup.

Perubahan tren dari populasi fitoplankton, akan mengingatkan para ilmuwan Bumi, bahwa ada kondisi lingkungan yang sedang berubah di sana.

Selanjutnya, dengan membandingkan tren fitoplankton ini dengan pengukuran lain, para ilmuwan dapat mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana fitoplankton di laut dapat berkontribusi, dan dipengaruhi oleh perubahan iklim dan lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com