Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CDC Peringatkan, Obesitas Tingkatkan Risiko Covid-19 yang Parah

Kompas.com - 11/10/2020, 17:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS memperingatkan, orang yang punya kelebihan berat badan atau obesitas berisiko tinggi terinfeksi Covid-19 dan komplikasi penyakit lain.

Peringatan tersebut diunggah ke situs web CDC pada Selasa (6/10/2020).

Banyak orang di dunia mengalami kelebihan berat badan hingga obesitas.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) Kementerian Kesehatan RI menunjukkan angka 21,8 persen untuk obesitas di Indonesia.

Angka tersebut terus beranjak naik sejak Riskesdas 2007 sebesar 10,5 persen dan Riskesdas 2013 sebesar 14,8 persen.

Baca juga: Usai Hapus Unggahan, CDC Akhirnya Akui Penyebaran Covid-19 di Udara

CDC mengingatkan, orang gemuk lebih mungkin terinfeksi Covid-19 dan dirawat di rumah sakit karenanya. Risiko kematian akibat infeksi Covid-19 juga meningkat seiring dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi.

Dokter menentukan apakah seseorang mengalami obesitas atau tidak dengan mengukur berat badan dan tinggi badan yang bertujuan untuk memperkirakan berapa banyak lemak dalam tubuh atau yang disebut indeks massa tubuh (IMT).

Orang yang kelebihan berat badan memiliki IMT 25 sampai 30. Obesitas didefinisikan sebagai memiliki IMT lebih dari 30.

Sebagai contoh, seorang pria yang tinggi badannya 179 sentimeter dan berat badan 90,7 kilogram, dia termasuk kelebihan berat badan. Jika bobotnya bertambah 25 pon atau 11,3 kilogram, dia masuk dalam kategori obesitas.

Presiden Donald Trump yang didiagnosis Covid-19 pekan lalu, IMT-nya sekitar 30,5.

Trump dirawat di rumah sakit dan diberikan obat seperti dexamethasone anti-inflamasi, antivirus remdesivir dari Gilead Science Inc., dan campuran antibodi eksperimental Regeneron Pharmaceutical Inc.

Dokter Trump baru-baru ini mengatakan kondisi presiden lebih baik dan dia bebas gejala.

Baca juga: Cegah Penularan Covid-19, Masker Sutra Lebih Baik Dibanding Katun

Dilansir Bloomberg, Jumat (9/10/2020), perubahan metabolisme yang terkait dengan kelebihan berat badan mengurangi kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit.

Hal ini dikatakan Barry Popkin, seorang profesor nutrisi di UNC Gillings School of Global Public Health berperan dalam perkembangan virus corona.

Obesitas juga memengaruhi fisik seperti kapasitas paru-paru yang berkurang dan sleep apnea.

Tinjauan di bulan Agustus terhadap 75 studi terkait data Covid-19 menemukan hubungan yang kuat antara mereka yang kelebihan berat badan dan obesitas dengan risiko rawat inap dan membutuhkan perawatan ICU.

Makalah itu juga mengajukan pertanyaan tentang apakah vaksin yang dikembangkan untuk virus corona, seperti suntikan flu, menjadi kurang efektif dalam populasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com