KOMPAS.com - Tipes atau demam tifoid merupakan salah satu penyakit yang paling umum di Indonesia.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhii, dan dapat mengakibatkan berbagai gejala pada tubuh pasien, seperti demam tinggi, bintik kemerahan, diare, nyeri perut, mual, muntah, sakit kepala, nyeri otot, berkeringat dan batuk kering.
Lantas bagaimana penanganan dan pengobatan yang benar untuk penyakit tipes?
Dokter Umum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon, dr Lovira Ladieska, menjelaskan, bahwa tindakan utama yang perlu dilakukan oleh pasien adalah melakukan pemeriksaan, baik secara riwayat, fisik maupun laboratorium, untuk dapat menegakkan diagnosis yang tepat.
Baca juga: 6 Faktor Risiko Tipes, Kebiasaan Jajan Sembarangan hingga Autoimun
Setelah diagnosis ditegakkan dan pasien positif terinfeksi bakteri Salmonella typhii, maka obat utama yang paling dibutuhkan oleh pasien demam tifoid atau tipes adalah antibiotik yang sesuai saran dokter dan harus diminum hingga habis.
"Demam tifoid disebabkan oleh bakteri, maka obatnya adalah antibiotik," kata Lovira kepada Kompas.com, Selasa (6/10/2020).
Berikut adalah beberapa antibiotik yang umumnya diberikan kepada pasien tipes:
- Ciprofloxacin
- Ceftriaxone
- Chloramphenicol
- Azithromisin
- Ampicillin
- Amoxicillin
"Selalu konsultasikan ke dokter terlebih dahulu untuk pemilihan antibiotik yang dipakai, karena antibiotik untuk orang dewasa, ibu hamil, dan anak-anak yang terkena tifoid berbeda-beda," tegasnya.
Baca juga: Mengapa Demam pada Tipes Memuncak di Malam Hari? Ini Penjelasan Dokter
Tidak hanya itu, pasien tipes juga nantinya akan diberikan obat-obat simptomatik sesuai gejala atau keluhan yang dideritanya, seperti obat penurun panas bila pasien demam dan obat antiemetik apabila pasien mual dan muntah.