Produk susu bisa menjadi salah satu penyebab umum sembelit, setidaknya bagi sebagian orang yang sensitif terhadap protein pada susu sapi yang disebut laktosa.
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nutrients, anak-anak berusia 1-12 tahun dengan sembelit kronis akibat minum susu sapi menunjukkan perbaikan kondisi ketika menggantinya dengan susu kedelai.
Meski demikian, perlu dicatat bahwa mereka yang tidak toleran laktosa mungkin malah mengalami diare, bukan sembelit, setelah mengonsumsi produk susu.
Ada tiga alasan mengapa daging merah dapat memperburuk sembelit.
Pertama, makanan ini mengandung sedikit serat, nutrisi yang menambah massa kotoran dan membantunya bergerak.
Kedua, daging merah juga secara tidak langsung dapat mengurangi asupan serat harian total seseorang dengan menggantikan pilihan makanan yang berserat lebih tinggi.
Ketiga, daging merah mengandung jumlah lemak yang lebih tinggi sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna oleh tubuh.
Untuk mengurangi risiko sembelit, Anda bisa menggantikan daging dengan makanan yang mengandung protein dan serat seperti kacang-kacangan, lentil, dan kacang polong.
Baca juga: Racun di Balik Minuman Hits Boba Tea, dari Sembelit hingga Jantung
Makan gorengan atau makanan cepat saji dalam porsi besar dapat meningkatkan risiko sembelit, karena kedua jenis makanan ini tinggi lemak dan rendah serat.
Kombinasi ini dapat memperlambat pencernaan dengan cara yang sama seperti daging merah.
Selain itu, makanan yang digoreng dan cepat saji biasanya mengandung terlalu banyak garam yang membuat tubuh menyerap lebih banyak air dari usus untuk mengimbangi garam yang berlebih.
Akibatnya, usus bergerak lebih lambat dan menyebabkan sembelit.
Meskipun termasuk dalam golongan buah, beberapa varietas kesemek yang sepat dapat menyebabkan sembelit bagi sebagian orang.
Hal ini karena kesemek mengandung tanin, sejenis senyawa yang dapat memicu sembelit dengan memperlambat pergerakan usus sehingga bisa mengganggu pencernaan.
Untuk alasan ini, orang yang mengalami sembelit harus menghindari terlalu banyak mengonsumsi kesemek, terutama varietas yang rasanya sepat (astringent).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.