Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/10/2020, 10:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Indonesia disebutkan sebagai wilayah endemis penyakit tipes atau demam tifoid.

Hampir serupa dengan beberapa jenis penyakit, infeksi bakteri Salmonella typhii, penyebab tipes ini dapat menimbulkan berbagai gejala.

Di antaranya seperti demam tinggi, bintik kemerahan (rose spot) pada kulit, diare, nyeri perut, mual, muntah, berkeringat, nyeri otot, lemah dan lelah, sakit kepala, batuk kering, kehilangan nafsu makan, ruam dan lain sebagainya.

Namun, Dokter Umum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon, dr Lovira Ladieska menegaskan, cara mudah membedakan gejala tipes dengan penyakit lain yaitu melalui pola demam tingginya.

Baca juga: Jangan Salah Lagi, Tipes atau Demam Tifoid Bukanlah Penyakit Tifus

 

"Dapat dibedakan melalui pola demam step ladder dan keluhan tifoid yang lebih dominan pada keluhan sistem pencernaan," kata Lovira kepada Kompas.com, Selasa (6/10/2020).

Lantas, bagaimana cara dokter mendiagnosis penyakit demam tifoid (tipes)?

Dokter Umum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon, dr Lovira Ladieska menjelaskan untuk diagnosis penyakit tipes atau demam tifoid perlu dilakukan secara menyeluruh.

Pemeriksaan mulai dilakukan dengan menanyakan keluhan dari riwayat pasien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Berikut penjelasan lebih rincinya.

Baca juga: Tipes Menular Lewat Tinja, Bagaimana Mekanisme Infeksi Bakterinya?

 

1. Riwayat pasien

Lovira berkata, diagnosis yang dilakukan dari riwayat pasien yang paling khas yakni demam yang semakin tinggi setiap harinya.

Bahkan, sulit turun walaupun sudah diberikan obat penurunan panas. Gejala khas lainnya, yakni nyeri perut, muntah, diare atau sulit buang air besar (BAB).

Ilustrasi penyakit Tipes, penyebab penyakit ini akibat infeksi bakteri Salmonella thypii.SHUTTERSTOCK/Kateryna Kon Ilustrasi penyakit Tipes, penyebab penyakit ini akibat infeksi bakteri Salmonella thypii.

2. Pemeriksaan fisik

Diagnosis yang dilakukan dalam pemeriksaan fisik ini biasanya akan didapatkan bradycardia relatif atau denyut nadi yang melemah dibandingkan biasanya.

Selain itu juga terdapat selaput putih yang khas pada lidah penderita tifoid hingga tremor lidah, terkadang juga dokter dapat meraba pembesaran hati dan limpa pada pasien tifoid.

3. Pemeriksaan laboratorium

Untuk pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan adalah kultur pada darah, feses, dan urine.

Sampel feses, darah dan urine ini akan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa dan dicari tahu keberadaan bakteri penyebab tipes atau bukan.

Baca juga: Kenali Gejala Khas Tipes dan Bedanya dengan Penyakit Serupa

 

Namun, apabila tidak memungkinkan dapat dilakukan cek darah lengkap dan cek Tubex (tes darah) yang dikatakan positif tifoid apabila terdapat nilai lebih dari 4.

Tidak hanya itu, juga akan dilakukan cek widal yang dapat dikatakan positif tifoid apabila terjadi kenaikan titer o 1:320 atau 4 kali dari nilai awal 1:80.

"Sayangnya, widal sudah tidak direkomendasikan. Padahal, di Indonesia reagen widal ini yang distribusinya sudah mencakup hingga ke wilayah terpencil," jelasnya.

Pemeriksaan diagnosis ini tidak selalu bisa dibuktikan hanya dengan satu jenis tes pemeriksaan saja.

Rata-rata dokter akan merekomendasikan Anda melengkapi tiga macam tes darah, urine dan feses tersebut agar diagnosis penyakit tipes dapat ditegakkan dengan benar dan tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com