Hepatitis C gejalanya mulai dari yang ringan, akut, hingga kronis. Penyakit ini juga bisa memicu sirosis hati atau kanker hati. Sejumlah orang menjadi pembawa virus Hepatitis C tanpa menyadari atau mengetahuinya. Hepatitis C terutama ditularkan lewat darah.
Saat ditemukan tahun 1988, mula-mula para ilmuwan menyebutnya Virus Hepatitis non-A-non-B.
Karena virusnya belum dikenal, ketika itu banyak orang yang tertular lewat transfusi darah, karena belum ada tes darah. Cara penularan lainnya adalah lewat jarum suntik yang dipakai bebeberapa orang, misalnya pada pencandu narkoba.
WHO melaporkan, antara 130 juta hingga 150 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus Hepatitis C.
Setiap tahunnya di seluruh dunia sekitar 350.000 hingga 500.000 orang meninggal akibat dampak penyakit ini. Hingga kini belum ada vaksin Hepatitis C.
Namun, sudah ada metode pengobatan dengan campuran obat anti-virus yang saat ini biayanya masih sangat mahal.
Baca juga: Selain Hepatitis A, Ini 3 Penyakit Harus Diwaspadai pada 2020
Hepatitis D
Virus Hepatitis D bisa menyerang orang yang sebelumnya sudah terinfeksi Hepatitis B.
Pasalnya virus Hepatitis D bisa berkembang biak dengan bantuan protein permukaan Hepatitis B. Namun, mereka yang divaksinasi Hepatitis B, juga sekaligus terlindungi dari Hepatitis D.
Hepatitis E
Hepatitis E terutama menyebar di kawasan Asia Selatan yang jadi langganan banjir saat monsun.
Hepatitis E terutama menyebar lewat air tapi juga bisa ditularkan lewat binatang. Sejak 2012 Cina sudah mengizinkan penggunan vaksin anti Hepatitis E.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.