Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2020, 19:45 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Menurut Genetics Home Reference, mata berkedut mempengaruhi sekitar 50.000 orang Amerika dan biasanya berkembang di usia dewasa pertengahan hingga akhir. Blepharospasm esensial jinak lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.

Kondisi ini kemungkinan akan memburuk seiring waktu, dan pada akhirnya dapat menyebabkan:

  • penglihatan kabur
  • peningkatan kepekaan terhadap cahaya
  • kejang wajah

Komplikasi kedutan kelopak mata sebenarnya adalah kondisi yang sangat jarang, tetapi jika itu terjadi, kemungkinan itu adalah gejala gangguan otak atau saraf yang lebih serius.

Tapi, kelopak mata berkedut akibat kondisi yang lebih serius ini, umumnya hampir selalu disertai dengan gejala lain.

Berikut ini gangguan otak dan saraf yang dapat menyebabkan kedutan kelopak mata:

  • Bell’s palsy (facial palsy), merupakan kondisi yang menyebabkan salah satu sisi wajah Anda terkulai ke bawah.
  • Distonia, yang menyebabkan kejang otot yang tidak terduga dan bagian tubuh di area yang terkena terpelintir atau berubah bentuk
  • Distonia serviks (tortikolis spasmodik), yang menyebabkan leher kejang secara acak dan kepala berputar ke posisi yang tidak nyaman
  • Multiple sclerosis (MS), yaitu penyakit pada sistem saraf pusat yang menyebabkan masalah kognitif dan pergerakan, serta kelelahan
  • Penyakit Parkinson, yang dapat menyebabkan anggota tubuh gemetar, otot kaku, masalah keseimbangan, dan kesulitan berbicara
  • Sindrom Tourette, yang ditandai dengan gerakan tak sadar dan tics verbal
  • Goresan kornea yang tidak terdiagnosis juga dapat menyebabkan kedutan pada kelopak mata.

Jika Anda merasa mengalami cedera mata, sebaiknya segera melakukan konsultasi dengan dokter mata. Hati-hati goresan kornea dapat menyebabkan kerusakan mata permanen.

Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Paling Baik untuk Menjaga Kesehatan Mata

Mencegah mata berlkedut

Jika kejang atau kedutan pada kelopak mata lebih sering terjadi, buat jurnal dan catat kapan hal itu terjadi.

Catat asupan kafein, tembakau, dan alkohol, serta tingkat stres, dan seberapa lama Anda tidur selama periode menjelang dan selama kelopak mata berkedut.

Jika Anda mengalami lebih banyak kejang saat tidak cukup tidur, cobalah tidur 30 menit hingga satu jam lebih awal untuk membantu meredakan ketegangan pada kelopak mata dan mengurangi kejang.

Untuk meredakan kedutan mata, coba lakukan cara berikut:

  • Kurangi konsumsi kafein.
  • Tidur yang cukup.
  • Memberikan obat tetes mata yang dijual bebas.
  • Oleskan kompres hangat ke mata saat kejang dimulai.
  • Suntikan botulinum toksin (Botox) terkadang digunakan untuk mengobati blepharospasm esensial jinak. Botox dapat meredakan kejang parah selama beberapa bulan. Namun, karena efek suntikan hilang, mungkin diperlu suntikan lebih lanjut.
  • Pembedahan untuk mengangkat beberapa otot dan saraf di kelopak mata (miektomi) juga dapat mengobati kasus blepharospasme esensial jinak yang lebih parah.

Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Trauma Mata Bisa Picu Kebutaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com