Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Juga Sebabkan Sindrom Hiperinflamasi pada Orang Dewasa

Kompas.com - 06/10/2020, 17:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Orang dewasa yang terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 juga dapat mengembangkan sindrom hiperinflamasi atau peradangan multisistem yang berpotensi fatal.

Kondisi misterius ini sebelumnya terlihat pada anak-anak yang terinfeksi Covid-19.

Dilaporkan sebelumnya, sindrom hiperinflamasi adalah penyakit parah yang menyerang banyak organ dan menyebabkan peningkatan peradangan pada tubuh.

Meski langka, riset kecil tersebut penting menjadi perhatian para dokter.

Baca juga: Usai Hapus Unggahan, CDC Akhirnya Akui Penyebaran Covid-19 di Udara

Laporan ini terbit di CDC Morbidity and Mortality Weekly Report, Jumat (2/10/2020).

Peneliti yang dipimpin Tim CDC Covid-19 Response merinci 27 pasien yang mengalami gejala parah berkaitan dengan jantung, sistem pencernaan, kulit, dan otak, tapi tidak ada tanda-tanda penyakit pernapasan parah.

Sebagai contoh, banyak pasien mengeluh mengalami demam, nyeri dada, jantung berdebar, atau keluhan di perut.

Meski banyak yang tidak mengalami batuk atau gejala pernapasan, mereka dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 atau pernah terinfeksi berdasar tes asam nukleat, antigen, atau antibodi.

Tiga dari 27 pasien ini meninggal akibat penyakit Covid-19.

"Meskipun peradangan dan disfungsi organ ekstrapulmoner telah dijelaskan pada orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 yang parah, kondisi ini umumnya disertai dengan kegagalan pernapasan," tulis laporan itu seperti dilansir IFL Science, Senin (5/10/2020).

"Sebaliknya, pasien yang dijelaskan di sini memiliki gejala pernapasan yang minimal."

Sindrom ini tampaknya sangat jarang, terlebih penelitian ini hanya melibatkan 27 orang.

Kendati demikian, para peneliti menyarankan agar dokter dan profesional medis mewaspadai sindrom tersebut.

Laporan tersebut menyebut kondisi sindrom inflamasi multisistem pada orang dewasa sebagai MIS-A.

Mungkin yang paling mengkhawatirkan, belum jelas apakah kondisi ini terkait dengan infeksi Covid-19. Pasalnya, setengah dari pasien tampaknya tidak menunjukkan gejala pernapasan serius sebelum timbulnya penyakit.

Ilustrasi pasien SHUTTERSTOCK/sumroeng chinnapan Ilustrasi pasien

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com