KOMPAS.com - Meski kini semakin banyak orang tanpa gejala yang terinfeksi Covid-19, nyatanya studi terbaru mengungkap, bahwa jumlah virus yang ada di hidung dan tenggorokan mereka sama dengan pasien terinfeksi Covid-19 dengan gejala.
Para peneliti membandingkan tingkat SARS-CoV-2 pada 213 orang di Korea Selatan yang dites positif terkena virus corona.
Gejala mereka mulai dari tidak tampak gejala hingga parah, termasuk demam, menggigil, nyeri otot, kelelahan, pilek, hidung tersumbat, kehilangan rasa atau bau, sakit tenggorokan, kesulitan menelan, batuk, berdahak, batuk darah, sakit kepala, pusing, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, sakit perut, dan diare.
Baca juga: 5 Informasi Salah tentang Covid-19 dan Faktanya Menurut Sains
Para pasien dirawat di fasilitas perawatan untuk isolasi dan pemantauan.
Melansir WebMD (25/9/2020), sebelum diisolasi - rata-rata enam hari setelah tes usap pertama - 41 pasien (19%) tidak mengalami gejala apa pun.
Sebanyak 39 orang menjalani tes usap hidung dan tenggorokan lagi, rata-rata 13 hari setelah diagnosis awal mereka.
Dari 172 pasien dengan gejala ringan, 144 juga diuji ulang. Analisis akhir melibatkan 183 pasien secara keseluruhan.
Penelitian yang telah dipublikasikan secara online pada 22 September di jurnal Thorax ini menemukan, 54% orang tanpa gejala dinyatakan positif SARS-CoV-2, begitu pula 64% dari mereka juga dinyatakan positif dengan gejala ringan.
Dari pantauan peneliti, tak ada perbedaan yang bermakna dalam jumlah virus antara kedua kelompok.
Baca juga: Kematian Akibat Covid-19 Tembus 1 Juta, Ini Bedanya dengan Pandemi Lain
Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19
Pemimpin penelitian, Sung-Han Kim dari Asan Medical Center, Songpa-gu di Seoul, Korea Selatan, mengatakan, bahwa sebagian besar individu tanpa gejala dengan Covid-19 cenderung tidak diketahui oleh petugas kesehatan dan terus tinggal di dalam komunitas.
“Individu tersebut dapat bertindak sebagai pendorong penting penyebaran Covid-19 dan status pandemi yang sedang berlangsung," kata Kim.
"Data kami menunjukkan, keharusan lebih lanjut untuk penggunaan masker di masyarakat umum, terlepas dari gejala yang ada, dan menyarankan cakupan pengujian SARS-CoV-2 harus diperluas untuk mencakup orang tanpa gejala dalam pengaturan berisiko tinggi, seperti perawatan rumah atau fasilitas perawatan kesehatan," lanjutnya.
Para peneliti merekomendasikan penelitian lebih lanjut harus diperluas ke kelomok tertentu, untuk mengetahui secara jelas seberapa menular orang tanpa gejala dan untuk berapa lama.
Hal tersebut nantinya diharapkan dapat membantu pencegahan penyebaran Covid-19.
Baca juga: Covid-19 di Indonesia Belum Terkendali, Ini yang Harus Kita Lakukan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.