Rambut yang rontok karena AA bisa hanya terjadi di area unyeng-unyeng atau di seluruh kulit kepala.
Pada kondisi AA yang sangat parah namanya alopecia universalis, yakni rambut di seluruh tubuh hilang.
Untuk jangka waktu tertentu, rambut bisa tumbuh kembali tapi rontok lagi. Sama seperti TE, kerontokan rambut karena AA juga bisa dialami siapa saja dari segala usia.
Hingga saat ini, tidak ada obat yang diketahui ampuh menangani AA. Namun, ada beberapa obat yang dapat membantu menumbuhkan rambut rontok hingga lebih dari 50 persen.
3. Trikotilomania
Trikotilomania dikenal sebagai gangguan mencabut rambut. Seseorang memiliki dorongan untuk mencabut rambut dari kulit kepala atau bagian lain dari tubuh. Hal ini dianggap sebagai gangguan kontrol impuls.
Seseorang yang memiliki kebiasaan mencabut rambut sebagian besar melakukannya karena disengaja, entah bosan atau untuk menghilangkan stres.
Namun, rambut yang tercabut dari kulit kepala, alis, dan bulu mata justru dapat menyebabkan stres tambahan. Hal ini akhirnya memicu kerontokan.
Trikotilomania paling sering berkembang pada usia praremaja dan dapat bertahan seumur hidup.
Meski tidak jelas apa yang menyebabkan trikotilomania, penelitian menunjukkan bahwa itu mungkin karena faktor genetik.
Apa rambut rontok karena stres bersifat permanen?
Rambut yang rontok karena stres dapat tumbuh kembali. Namun, tingkat pertumbuhan rambut rontok karena stres ini berbeda pada masing-masing orang.
Pertumbuhan rambut manusia terjadi dalam empat fase.
Untuk diketahui, rata-rata kulit kepala manusia memiliki sekitar 100.000 folikel rambut. Pada waktu tertentu, setiap folikel rambut akan berada dalam fase yang berbeda dari siklus ini:
Dengan mengelola stres, sebenarnya kita dapat memulihkan pertumbuhan rambut ke tingkat yang sehat.