Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halo Prof! Apakah Mengecilkan Amandel Harus dengan Operasi?

Kompas.com - 23/09/2020, 18:03 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com

KOMPAS.com - Seorang pembaca Kompas.com bernama Rahman mengeluhkan masalah amandel yang dialami oleh putrinya. Dia menanyakan hal ini kepada Halo Prof!:

"Assalamualaikum Dokter yang saya hormati,

Pertama-tama saya mohon maaf ingin mengajukan sedikit pertanyaan mengenai masalah amandel anak saya (perempuan berusia 18 tahun). Setelah kemarin anak saya melakukan pemeriksaan rutin untuk keperluan masuk ke pendidikan tentara, ia mendapatkan hasil keadaan amandelnya adalah T3. Anak saya tidak bisa menjadi TNI karena status amandelnya tersebut.

Yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana untuk mengecilkan amandel tersebut? Karena menurut anak saya dan pantauan saya, ia tidak pernah merasakan sakit amandel (tidak menjadi gangguan). Apakah perlu dioperasi? Kalau dioperasi, apakah ada efek sampingnya yang akan dirasakan pada anak saya? Lalu apa yang dimaksud dengan hasil amandel T3?

Untuk kurang lebihnya saya mohon maaf, dan atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalam."

Baca juga: Halo Prof! Makanan Apa yang Mengenyangkan, tetapi Rendah Kalori?

Pertanyaan ini dijawab langsung oleh dr. Zainal Adhim, Sp.THT-KL, Ph.D, Dokter Spesialis THT (Telinga, Hidung & Tenggorokan), Kepala & Leher dari RS Pondok Indah – Pondok Indah. Berikut paparannya:

Halo Pak Rahman,

Amandel atau istilah kedokterannya adalah tonsil merupakan salah satu organ di rongga mulut yang berfungsi sebagai penyaring kuman masuk ke dalam tubuh. Agar organ penyaring kuman ini berfungsi dengan baik, tentu harus mempunyai bentuk dan permukaan yang baik dan sehat. Salah satu ciri amandel yang sehat adalah mempunyai permukaan yang licin.

Apabila sering terjadi infeksi berulang pada amandel, dapat menyebabkan proses munculnya jaringan parut. Kemudian dapat menghasilkan celah permukaan tempat berkumpulnya sisa makanan yang akhirnya menumpuk kuman. Lama kelamaan terjadilah infeksi.

Tonsil akan mengecil dengan sendirinya seiring perkembangan usia. Permasalahannya adalah apabila ukuran tonsil tetap membesar walaupun usia bertambah. Hal ini akan menggangu jalan napas dan jalan makanan karena menutupi rongga mulut.

Baca juga: Halo Prof! Kenapa Badan Jadi Pegal Selama WFH atau Kerja dari Rumah?

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa amandel akan menjadi masalah apabila terjadi infeksi berulang dan ukurannya membesar karena dapat mengganggu jalan napas dan jalan makanan.

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kejadian tonsilitis kronik (radang tonsil berulang), yaitu:

• Rangsangan kronik (kebiasaan merokok, makanan)
• Higienitas mulut yang buruk
• Pengaruh cuaca (udara dingin, lembab, suhu yang berubah-ubah)
• Alergi (iritasi kronik dari alergen)
• Kondisi kesehatan umum (kurang gizi, kelelahan fisik)
• Pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat

Tonsilitis kronis merupakan peradangan kronik pada tonsil yang biasanya merupakan kelanjutan dari infeksi akut berulang. Kelainan ini merupakan kelainan tersering pada anak di area THT. Pada tonsilitis kronis, ukuran tonsil dapat membesar sedemikian rupa sehingga disebut tonsilitis kronis hipertrofi.

Tonsilitis kronis hipertrofi dapat menyebabkan berbagai gangguan tidur, seperti mendengkur, sampai dengan apnea obstruktif sewaktu tidur atau obstructive sleep apnea (OSA).

Baca juga: Halo Prof! Kencing Sering Tidak Tuntas Itu Gejala Penyakit Apa?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com