Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Menemukan Planet Raksasa Utuh yang Mengelilingi Bangkai Bintang

Kompas.com - 19/09/2020, 17:02 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber space.com


KOMPAS.com - Untuk kali pertama, para ilmuwan mendapatkan bukti langsung bahwa suatu planet bisa selamat dari guncangan hebat kematian bintang induknya.

Dilaporkan dalam studi baru, para astronom telah melihat adanya planet raksasa yang mengitari bangkai bintang super padat yang dikenal sebagai "katai putih".

Dilansir dari Space, Kamis (17/9/2020), katai putih atau yang kerap disebut WD 1856 b merupakan sistem tiga bintang yang terletak sekitar 80 tahun cahaya dari bumi.

Sementara itu ada kandidat exoplanet baru yang seukuran dengan Jupiter yang dinamai WD 1856 b. Ukuran planet extrasurya tersebut sekitar tujuh kali lebih besar WD 1856, dan bisa berputar mengelilinginya setiap 34 jam sekali.

Andrew Vanderburg, asisten profesor astronomi di Universitas Wisconsin Madison, mengatakan bahkan ia tidak bisa mengerti bagaimana bisa planet raksasa ini sangat dekat dengan katai putih.

Baca juga: Fenomena Langka, Dua Planet Raksasa Menari Bersama di Luar Angkasa

 

Vanderburg menjelaskan katai putih terbentuk setelah ada bintang yang mati, lalu mengembang dan terus memakan planet-planet yang ada di sekitarnya. Gaya gravitasi juga bisa menghancurkan objek di sekitarnya.

"Kami masih memiliki banyak pertanyaan tentang bagaimana WD 1856 b ada di lokasi saat ini tanpa bertemu salah satu dari takdir itu," ungkap Vanderburg.

Andrew Vanderburg dan koleganya dari University of Wisconsin Madison menemukan WD 1856 b dengan menggunakan Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA.

TESS bekerja dengan mencatat penurunan kecerahan ketika sebuah planet asing melakukan transit, atau melintasi wajah bintang induk mereka dari sudut luar angkasa.

Baca juga: Ilmuwan: Planet Berlian Mungkin Saja Ada di Antara Exoplanet Galaksi Ini

 

Tim kemudian mempelajari sistem dalam cahaya inframerah menggunakan Spitzer Space Telescope milik badan antariksa Amerika tersebut.

Rupanya, exoplanet WD 1856 b tidak memancarkan cahaya inframerah sendiri. Ini artinya objek tersebut adalah sebuah planet, bukan bintang bermassa rendah atau katai coklat, yakni objek yang berada di antara planet dan bintang.

Kendati demikian, WD 1856 b tetap menjadi kandidat planet untuk saat ini, tetapi tetap perlu menunggu konfirmasi oleh analisis lebih lanjut atau observasi.

Hal ini dikarenakan katai putih sebenarnya tidak bisa diharapkan sebagai tempat potensial dalam penemuan planet asing bagi TESS, mengingat proses yang membentuk mereka.

Ilustrasi exoplanet. Ilmuwan menemukan planet raksasa mengitari bangkai bintang induknya, katai putih.SHUTTERSTOCK/oorka Ilustrasi exoplanet. Ilmuwan menemukan planet raksasa mengitari bangkai bintang induknya, katai putih.

Siyi Xu, asisten astronom dari International Observatorium Gemini di Hawaii mengatakan dalam pernyataan bahwa mereka sudah mulai menduga ketika katai putih muncul, maka benda kecil seperti asteroid dan komet bisa menyebar ke arah bintang ini.

"Mereka biasanya ditarik oleh gravitasi yang kuat katai putih dan berubah menjadi cakram. Itu sebabnya saya begitu bersemangat ketika Andrew mengatakan tentang sistem ini," kata Xu.

Para peneliti telah melihat petunjuk bahwa planet bisa menyebar ke dalam. Akan tetapi ini tampaknya menjadi pertama kalinya tim melihat planet yang membuat seluruh perjalanan lengkap.

Sebenarnya belum ada hal yang menjelaskan apa yang memberikan WD 1856 b dorongan ke dalam.

Hal ini mungkin saja termasuk dorongan dari dua bintang lainnya dalam sistem WD 1856 b dan interaksi singkat dengan rogue star (bintang penjelajah yang tidak terikat oleh gravitasi objek lain) yang mengganggu.

Baca juga: 50 Planet Baru Ditemukan, Ilmuwan Gunakan AI untuk Gali Data NASA

 

Keberadaan WD 1856 b yang ditemukan setelah mengamati katai putih ini juga sangat menarik bagi ilmuwan planet dan astrobiologi.

Para ilmuwan bertanya-tanya , mengapa WD 1856 b bisa selamat dari tarikan gravitasi saat bintang induknya mendekati akhir hayat. Mereka menduga jika WD 1856 b ini aslinya tidak sedekat itu dengan bintangnya.

Bisa jadi jarak aslinya 50 kali lipat dari jaraknya sekarang terhadap bintangnya. Setelah bintangnya jadi katai putih, baru dia tertarik menjadi lebih dekat ke WD 1856 b.

Belajar dari WD 1856 b, para peneliti mulai berpikir di The Astrophysical Journal Letters, jika planet raksasa ini bisa selamat, apakah mungkin Bumi juga bisa selamat kalau matahari mati?

Baca juga: Tata Surya Lain Tertangkap Teleskop Eropa, Planet Mengorbit pada Bintang Mirip Matahari

 

Lisa Kaltenegger, salah satu penulis studi ini di The Astrophysical Journal Letters, mengatakan, WD 1856 b menunjukkan bahwa planet bisa bertahan dari sejarah katai putih yang kacau.

"Dalam kondisi yang tepat, dunia-dunia ini dapat mempertahankan kondisi yang menguntungkan bagi kehidupan, lebih lama dari skala waktu yang diperkirakan untuk Bumi," kata Kaltenegger.

Saat ini, para ilmuwan dapat menjelajahi lebih banyak kemungkinan baru yang menarik untuk dunia yang mengorbit inti bintang mati ini.

Studi ini telah dipublikasikan secara daring di jurnal Nature.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com