Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kosmetik Bermerkuri Dilarang, Kok Masih Banyak Beredar di Pasaran?

Kompas.com - 16/09/2020, 17:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Produk yang mengandung bahan berbahaya merkuri, termasuk produk kosmetik, masih menjadi perhatian Badan POM Indonesia.

Pasalnya, meski telah dilarang karena berdampak buruk bagi penggunanya, produk kosmetik bermerkuri nyatanya masih diperjualbelikan secara ilegal.

Kepala Badan POM Indonesia, Dr Penny K Lukito MCP, berkata bahwa upaya menghentikan pemakaian kosmetik bermerkuri telah digaungkan sejak lama.

Bahkan, hal ini telah tertuang dalam Peraturan Presiden No 21 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN PPM).

Baca juga: Kosmetik Kedaluwarsa Tak Boleh Digunakan, Ini Bahayanya untuk Kulit

"Dan terhadap produk (kosmetik bermerkuri) ini Badan POM terus melakukan penguatan dalam pengawasannya," kata Penny dalam diskusi daring bertajuk Stop Kosmetik Bermerkuri, Petaka di Balik Putih dalam Sekejap, Rabu (6/9/2020).

Penguatan dalam pengawasan tersebut dilakukan pada saat notifikasi atau pre-market sampai setelah produk diedarkan atau post-market.

Mengapa masih beredar?

Diakui Penny, kendati regulasi atau payung hukum terhadap penghapusan produk bermerkuri ini sudah dibuat dan penguatan pengawasan juga sudah dilakukan BPOM, produk kosmetik bermerkuri masih tetap ditemukan beredar di pasaran.

"Ini berupa produk kosmetik yang ilegal tentunya," kata dia.

Sebab, jika produk tersebut mengandung merkuri jelas tidak akan mendapatkan izin edar oleh Badan POM.

Sementara itu, penyebab produk kosmetik bermerkuri ini masih beredar adalah karena masih adanya pasokan atau suplai bahan merkuri.

"Dan terutama karena masih adanya permintaan atau demand dari masyarakat," jelasnya.

Baca juga: Polusi Merkuri Sebabkan Kerugian Hingga 24 Miliar Per Tahun

Permintaan dari masyarakat masih banyak ini, kata Penny, bisa jadi karena masih kurangnya pengetahuan tentang dampak dari bahan kosmetik bermerkuri.

Selain itu juga, Penny mengatakan, tidak bisa dimungkiri bahwa masih banyak juga masyarakat yang berpendapat bahwa cantik itu harus berkulit putih, dan mereka ingin mendapatkannya secara instan.

Untuk menyelesaikan persoalan ini, Penny menegaskan bahwa masyarakat seharusnya juga mulai tergerak dan membangun pemahaman yang benar terkait dampak buruk dari kosmetik bermerkuri.

"Masyarakat harus jadi konsumen cerdas," tuturnya.

Masyarakat juga sebaiknya mengupayakan untuk mampu memilah dan membeli produk yang aman serta berkualitas untuk dipergunakan oleh individu pribadi masing-masing.

Kemudian, jangan mudah terpengaruh oleh promosi atau iklan yang menawarkan khasiat yang berlebihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com