Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak 6 Faktor Risiko Kanker Usus Besar, dari Polip hingga Konsumsi Daging Merah

Kompas.com - 15/09/2020, 09:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Kanker kolorektal atau kanker usus besar menjadi penyakit kanker tertinggi ketiga di Indonesia.

Dalam acara Instagram live edukasi yang digelar oleh Cancer Information Support Center (CISC), dokter spesialis bedah digestif, dr Abdul Hamid Rochanan Sp.B-KBD MKes mengatakan kanker kolorektal ini dapat dihindari dan dapat diobati.

Namun, hal terbaik daripada mengobati adalah menghindari mengidap penyakit yang berisiko menyebabkan kematian pada kondisi terburuknya.

Hamid mengatakan orang Indonesia cenderung mudah terkena penyakit kanker kolorektal yang disebabkan oleh banyak faktor.

Baca juga: Kanker Usus Besar Chadwick Boseman, Studi Sebut Rentan pada Usia Muda

 

Oleh sebab itu, Anda perlu mengetahui faktor risiko apa saja yang bisa dihindari agar terhindar dari penyakit kanker usus besar ini.

Umumnya faktor risiko kanker usus besar ada dua yaitu yang bisa dimodifikasi dan tidak bisa dimodifikasi, di antaranya sebagai berikut.

1. Riwayat keluarga penderita kanker

Memiliki keluarga yang pernah menderita penyakit kanker merupakan salah satu faktor risiko utama Anda bisa menderita penyakit kanker serupa atau jenis penyakit kanker lainnya.

Faktor riwayat keluarga atau keturunan ini tidak bisa dimodifikasi, karena sifatnya adalah genetik, tetapi tetap saja kanker itu bisa dihindari.

"Nggak bisa ini dimodifikasi, memang riwayatnya demikian," kata Hamid dalam saluran digital bertajuk Lika-liku Kanker Kolorektal dalam Masa Pandemi Covid-19-Kenali dan Tangani dengan Tepat, Sabtu (12/9/2020).

Baca juga: Berbeda Tergantung Lokasinya, Kenali Gejala Dini Kanker Usus Besar

 

2. Riwayat penyakit kolitis

Kolitis adalah peradangan kronis pada lapisan terdalam yang terjadi di usus besar (kolon) dan bagian akhir usus besar yng tersambung ke anus (rektum),

Hamid mengatakan, kolitis ini termasuk penyakit infeksius kronis di usus besar yang juga tidak dapat dimodifikasi sebagai faktor risiko penyebab kanker kolorektal.

3. Riwayat penyakit polip

Sama halnya dengan kolitis, Anda yang memiliki riwayat penyakit polip usus juga harus waspada karena penyakit ini menjadi faktor risiko kanker kolorektal yang tidak dapat dimodifikasi.

"Jadi pokoknya, polip-tumor, polip-tumor, ini tidak bisa dimodifikasi," kata dia.

Ilustrasi kanker usus besar yang berpotensi menyerang orang dewasa usia muda. SHUTTERSTOCK/crystal light Ilustrasi kanker usus besar yang berpotensi menyerang orang dewasa usia muda.

4. Kebiasaan konsumsi daging merah

Hamid mengatakan, faktor risiko yang bisa dimodifikasi adalah kebiasaan hidup, termasuk pola makan dan aktivitas.

"Jika tiap hari bertemu atau konsumsinya daging merah, waduh ini harus hati-hati dan ini bisa kita modifikasi," ujarnya.

Untuk diketahui, para ahli juga menyebutkan bahwa daging merah yang diolah dengan cara dimasak terlalu panas ataupun gosong seperti saat dijadikan sate adalah sumber karsinogen yang dapat memicu sel kanker menjadi aktif atau bersifat ganas.

5. Kurang beraktivitas

Seperti diketahui, beraktivitas fisik yang cukup akan sangat membantu tubuh menghindari berbagai persoalan penyakit termasuk kanker kolorektal ini.

Baca juga: BAB Berdarah Tanda Ambeien atau Kanker Usus Besar, Kenali Bedanya

 

Persoalan aktivitas fisik, seperti berolahraga yang rutin dan mengurangi bermalas-malasan akan membantu tubuh agar tetap sehat dan bugar, dan ini dapat dimodifikasi oleh Anda sendiri.

American Cancer Society menganjurkan, setidaknya 30 menit per hari dan 5 kali dalam seminggu, itu menurunkan risiko kanker menjadi sangat rendah.

6. Obesitas

Obesitas selalu dikaitkan sebagai faktor risiko dari ragam penyakit, termasuk kanker kolorektal.

Bahkan, pada kondisi terburuknya, obesitas pada orang yang sudah menderita kanker kolorektal justru dapat mempersulit proses pengobatan pasien tersebut.

Baca juga: Ahli Ingatkan Pasien Perlu Tahu Subtipe Kanker Sebelum Lakukan Terapi

 

Sehingga, pasien kanker diwajibkan untuk menjaga berat badannya tetap ideal.

"Jadi kalau yang sudah terlanjur obesitas, itu kalau bisa dilangsingkan, dan ini faktor yang bisa dimodifikasi," tuturnya.

Obesitas pada kondisi ini dapat memicu terjadinya peradangan dalam tubuh dan bisa merusak DNA sel, serta menyebabkan terjadinya peradangan.

Peradangan inilah yang erat kaitannya dengan terjadinya kanker usus besar. Selain juga orang yang obesitas umumnya juga malas bergerak atau beraktivitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com