Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertelur Tanpa Pejantan, Sanca 65 Tahun Ini Jadi Induk Ular Tertua

Kompas.com - 12/09/2020, 19:00 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kejadian aneh terjadi di Kebun Binatang Saint Louis di Missouri. Seekor sanca bola betina bertelur padahal tak pernah berinteraksi dengan ular jantan selama beberapa tahun.

Seperti dikutip dari IFL Science, Sabtu (12/9/2020) penjaga kebun binatang mengaku kaget manakala menemukan tujuh telur sanca di dalam kandang.

Kejadian ini langka, mengingat ular sanca betina itu sudah berumur 65 tahun.

Ular yang hidup di Kebun Binatang Saint Louis ini tergolong sebagai reptil tertua, apalagi menyandang predikat baru sebagai induk.

Hal lain yang cukup mencengangkan adalah ular itu tidak melakukan kontak dengan pejantan selama 15 tahun.

Baca juga: Studi Sebut Manusia Punya Kemampuan Deteksi Ular Berbisa

Ular sanca bola (Python regius) atau yang dikenal sebagai ular sanaca kerajaan merupakan spesies asli padang rumput Afrika bagian tengah dan barat.

Dalam penangkaran, ular sanca bola biasanya bisa bertahan hidup hingga 30 tahun.

"Ular itu akan menjadi ular betina tertua yang mampu bertelur yang kami ketahui dalam sejarah," ungkap Mark Wanner, manajer herpetologi Kebun Binatang Saint Louis.

Pihak kebun binatang menyebut ada dua kemungkinan penjelasan terkait kejadi tersebut.

Pertama, ular sanca bola dan beberapa reptil lain mungkin menyimpan sperma untuk pembuahan yang tertunda. Ini adalah strategi yang memungkinkan hewan memiliki keturunan di waktu yang dianggap tepat oleh hewan.

Kemungkinan kedua adalah ular sanca telah bereproduksi secara aseksual melalui proses yang dikenal sebagai partenogenesis fakultatif.

Proses reproduksi yang juga disebut sebagai kelahiran perawan ini merupakan proses yang relatif umum terjadi pada beberapa spesies serangga dan tumbuhan.

Namun, proses ini pun nampaknya juga pernah terjadi pada beberapa vertebrata termasuk beberapa spesies kadal, ular, ikan pari, hiu, dan bahkan burung.

Proses tersebut adalah bentuk alami reproduksi aseksual dan sel telur yang tak dibuahi tetap dapat tumbuh dan berkembang menjadi embrio meski tanpa kehadiran sperma.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Amfibi Pertama yang Memiliki Bisa seperti Ular

Partenogenesis sangat berguna bagi betina yang tidak berinteraksi dengan jantan dalam waktu yang lama.

Namun umumnya proses reproduksi ini dianggap tidak sebaik reproduksi seksual pada normalnya karena dapat menyebabkan variasi genetik yang rendah di antara satu populasi dan memiliki banyak risiko.

Meski ada dua kemungkinan soal dari mana telur ular bermula, pihak kebun binatang belum yakin benar skenario mana yang terjadi. Namun mereka berharap dapat mengetahuinya melalui pengujian DNA setelah telur menetas.

Jika betina memang menghasilkan telur secara aseksual tanpa membutuhkan jantan, maka ini akan terlihat jelas dalam gen anak-anak yang lahir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com