Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Berusia 13 Tahun Meninggal Akibat Amoeba "Pemakan Otak"

Kompas.com - 12/09/2020, 16:05 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 csdcvs 4

KOMPAS.com - Anak berusia 13 tahun meninggal dunia setelah berenang di danau Florida. Ia meninggal akibat adanya infeksi amoeba "pemakan otak" yang langka setelah liburan keluarga, dilansir dari live science, Sabtu (12/9/2020).

Kasus ini terjadi kedua kalinya di Florida. Tanner Wall meninggal karena infeksi Naegleria fowleri pada 2 Agustus

Naegleria fowleri adalah organisme bersel tunggal yang secara alami ditemukan di air tawar yang hangat, seperti danau dan sungai, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Di Amerika Serikat sebagian besar infeksi terjadi di negara bagian selatan, terutama selama bulan-bulan musim panas setelah panas dalam waktu lama, yang meningkatkan suhu air.

Baca juga: Studi Terbaru, Kerusakan Otak Disebut Berkaitan dengan Covid-19

Tanner Wall, 13 tahun, dan keluarganya baru-baru ini tinggal di perkemahan di Florida Utara, yang memiliki taman air dan danau tempat bocah itu pergi berenang.

Beberapa hari setelah berenang di danau, Tanner mengalami beberapa gejala, termasuk mual, muntah, sakit kepala dan leher kaku. 

Awalnya ia diagnosis menderita radang tenggorokan, tetapi orangtuanya menduga Tanner mungkin memiliki kondisi yang lebih serius, sehingga mereka membawanya ke UF Health di Gainesville, Florida, untuk meminta pendapat kedua.

"Mereka berkata, 'Kami minta maaf untuk memberi tahu Anda tentang hal ini, tetapi anak Anda memiliki amoeba parasit, dan tidak ada obatnya,'" kata ayah Tanner, Travis Wall, kepada outlet berita lokal News4Jax. . 

Baca juga: Infeksi Otak Langka dari Amoeba Pemakan Otak Ditemukan di Florida

Menelan air yang terkontaminasi Naegleria fowleri tidak akan menyebabkan infeksi, tetapi jika air yang tercemar naik ke hidung, organisme tersebut dapat masuk ke otak dan merusak jaringan otak.

Infeksi hampir secara universal berakibat fatal, dengan tingkat kelangsungan hidup kurang dari 3%, menurut CDC.

Tidak jelas persis mengapa beberapa orang dapat bertahan dari kondisi tersebut, tetapi faktor yang dapat berkontribusi untuk bertahan hidup termasuk deteksi dini infeksi dan pengobatan dengan obat eksperimental yang disebut miltefosine.

Bahkan, sangat diperlukan perawatan agresif lainnya untuk mengurangi pembengkakan otak.

Penting untuk dipahami bahwa miltefosine bukanlah pengobatan yang terbukti untuk kondisi tersebut, dan beberapa pasien yang menerima obat tersebut juga tidak dapat bertahan hidup.

Namun, infeksi N. fowleri sangat jarang, dengan hanya 34 infeksi yang dilaporkan di AS selama periode 10 tahun terakhir, meskipun jutaan orang berenang setiap tahun.

Baca juga: Alami Penyakit Otak, Pria ini Tak Bisa Kenali Angka 2 Sampai 9, Kok Bisa?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com