Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Pembunuh yang 2 Tahun Lalu Berduka, Baru Saja Lahirkan Anak Sehat

Kompas.com - 11/09/2020, 18:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Dua tahun lalu, seekor paus pembunuh atau orca yang tinggal di teluk Puget Sound, Samudera Pasifik viral karena kisah pilunya.

Selama 17 hari, induk paus pembunuh yang dikenal dengan nama Tahlequah atau J35 terus mendorong bangkai anaknya kemanapun dia pergi.

Kini, dua tahun kemudian, Center for Whale Research menyampaikan kabar gembira.

Mereka mengatakan, Tahlequah telah melahirkan bayi orca muda yang sehat dan sangat lincah. Bayi itu dinamai J57.

Baca juga: Foto Memilukan Tampilkan Induk Orca yang Tak Rela Anaknya Mati

Tahlequah pertama kali terlihat berenang bersama anaknya pada 5 September di Selat timur Juan de Fuca, di lepas pantai Washington saat mereka berenang menuju perairan Kanada.

"Pada 5 September, kami menindaklanjuti laporan adanya seekor orca kecil. Peneliti kami, Dave Ellifrit dan Katie Jones didampingi oleh dokter hewan Sarah Bahan mengidentifikasi bahwa induknya adalah J35, Tahlequah yang terkenal," kata Pusat Penelitian Ikan Paus dalam siaran pers.

Dilansir IFL Science, Rabu (9/9/2020), tim melihat bahwa anak J35 yang baru lahir tampak sehat. Dia berenang dengan penuh semangat bersama induknya.

"Kemungkinan ia lahir sudah beberapa hari. Saat kami melihatnya, sirip punggungnya tegak. Dibutuhkan satu sampai dua hari untuk meluruskan punggung setelah bayi orca membungkuk di dalam rahim. Jadi, kami menetapkan tanggal lahirnya 4 September 2020," imbuh tim.

Masa kehamilan orca atau paus pembunuh biasanya selama 18 bulan.

Bayi paus pembunuh J57 dan induknya J35. Katie Jones/Center for Whale Research Bayi paus pembunuh J57 dan induknya J35.

Dengan keberadaan J57, populasi paus pembunuh yang terancam punah sekarang totalnya menjadi 73 ekor.

Tingkat kelangsungan hidup paus pembunuh muda sekitar 60 persen. Artinya, ada harapan besar bagi J57 untuk hidup hingga dewasa.

Jika diamati, J57 memiliki rona oranye pada area yang seharusnya berwarna putih.

Menurut ahli, ini cukup normal bagi bayi paus pembunuh. Pasalnya, bayi orca memiliki kulit tipis dan tidak banyak lemak sehingga pembuluh darah di bawah kulit tampak. Namun, warna oranye ini akan memudar dalam satu tahun pertama kehidupannya.

Baca juga: World Orca Day, Mengenal Paus Pembunuh, Si Predator Puncak di Samudera

Paus pembunuh berada di bawah tekanan lingkungan yang sangat besar saat ini, dengan kurangnya nutrisi yang memadai di perairan asli mereka untuk mendukung kehidupan mereka.

Strategi pemulihan telah diterapkan untuk mencoba melestarikan jumlah paus pembunuh liar. Namun, potensi ancaman populasi karena tumpahan minyak dan berkurangnya mangsa menjadi ancaman populasi ini.

Saat ini, pergerakan J57 terus dilacak untuk mengikuti perkembangannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com