Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hipertensi dan Diabetes Terbukti Dapat Mengubah Struktur Otak

Kompas.com - 11/09/2020, 17:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Seperti yang kita tahu, tekanan darah tinggi atau hipertensi dan diabetes tipe 2 berdampak sangat berkaitan dan berefek buruk pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Hipertensi dapat menyebabkan banyak komplikasi diabetes, termasuk penyakit mata diabetik dan penyakit ginjal, atau bahkan memperburuknya.

Di sisi lain, kebanyakan penderita diabetes pada akhirnya akan mengalami tekanan darah tinggi, bersama dengan masalah jantung dan masalah sirkulasi lainnya.

Baca juga: Hipertensi dan Diabetes Jadi Penyebab Utama Ginjal Kronik di Indonesia

Namun rupanya bukan hanya itu, hipertensi dan diabetes tipe 2 juga dapat memengaruhi pikiran dengan cara yang halus, dan efeknya mulai terlihat di usia paruh baya.

"Kami menemukan, bahwa memiliki hipertensi dan diabetes khususnya, bisa menimbulkan efek merugikan pada kecepatan berpikir dan memori," kata penulis pertama studi tersebut, ahli saraf Universitas Oxford Michele Veldsman.

"Saat tekanan darah meningkat, kecepatan berpikir dan ingatan menjadi lebih buruk."

Penyakit atau gaya hidup lain dan faktor genetik yang memengaruhi suplai darah ke otak dikenal sebagai faktor resiko serebrovaskular.

Menurut Michele, faktor risiko seperti itu sebelumnya memang sudah diketahui, dapat meningkatkan kemungkinan orang tua terkena demensia.

Tetapi, penelitian baru telah mengamati kelompok yang lebih muda, dan menggunakan pengukuran yang lebih halus untuk menentukan bagaimana otak dipengaruhi dalam hal memori dan kecepatan berpikir.

Baca juga: Waspada, Penderita Diabetes Pengidap Covid-19 Lebih Banyak Meninggal

Tim peneliti menganalisis pemindaian otak MRI lebih dari 22.000 peserta Biobank Inggris, mencari perubahan dalam jalur materi abu-abu dan materi putih otak, serta merekam data klinis, demografis, dan kognitif relawan.

"Otak terdiri dari jaringan yang menghubungkan berbagai wilayah dan bekerja sama untuk mengoordinasikan pemikiran Anda - wilayah ini berkomunikasi melalui jalur materi putih," jelas Veldsman.

"Kami menemukan bahwa volume otak di jaringan frontoparietal, dan integritas koneksi materi putih antar wilayah dipengaruhi oleh faktor risiko yang memengaruhi suplai darah otak Anda."

Tim mencocokkan data MRI dengan data kognitif dan klinis, dan menemukan bahwa pada peserta berusia antara 44 hingga 70 tahun, tekanan darah yang lebih tinggi dikaitkan dengan kinerja kognitif yang lebih rendah.

Menariknya, orang dewasa yang berusia lebih tua (di atas 70 tahun) tidak menunjukkan efek yang sama.

Meskipun hanya 5 persen dari mereka yang terdaftar dalam penelitian ini memiliki diagnosis diabetes tipe 2, status itu juga memprediksi fungsi eksekutif yang lebih rendah.

Baca juga: Tak Bergejala, Banyak Orang Tak Sadar Punya Tekanan Darah Tinggi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com