Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Tawarkan Ratusan Juta Rupiah untuk Menambang Bulan, Berminat?

Kompas.com - 11/09/2020, 13:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Badan antariksa AS (NASA) berencana menambang bulan. Saat ini badan antariksa tersebut tengah mencari perusahaan yang bersedia mewujudkannya.

Kemarin Kamis (10/9/2020), NASA mengumumkan sedang mencari perusahaan yang bisa mengumpulkan segala material seperti tanah dan batuan bulan, kemudian menjualnya ke NASA.

NASA menyebut, ini merupakan bagian dari program pengembangan teknologi yang pada akhirnya membantu astronot dapat bertahan hidup di daratan bulan.

Dalam sebuah twit, Administrator NASA Jim Bridenstine menulis bahwa pihaknya siap membeli tanah bulan dari penyedia komersial.

Baca juga: Video NASA Uji Mesin untuk Misi Ruang Angkasa ke Bulan

"Saatnya menetapkan peraturan untuk mengekstraksi dan memperdagangkan sumber daya ruang angkasa," tulis Bridenstine dalam twitnya.

Pengumuman tersebut merupakan salah satu langkah dalam proyek Artemis NASA dalam rangka menyiapkan tempat permanen di bulan dan selanjutnya Mars.

Dalam sebuah unggahan blog, Bridenstine mengatakan bahwa upaya tersebut sepenuhnya mematuhi Perjanjian Luar Angkasa tahun 1967 yang mengatakan bahwa tidak ada negara manapun yang dapat mengklaim kedaulatan atas bulan atau benda langit lainnya.

Dia menyampaikan, nantinya sains terkait kekayaan benda langit pasti akan dibagikan ke publik.

"Saat mempertimbangkan proposal semacam itu, kami akan transparan terhadap semua tindakan yang diambil," tulis Bridenstine.

"Kami menerapkan kebijakan untuk mendorong era baru eksplorasi dan penemuan yang menguntungkan semua umat manusia."

Dalam forum yang disenggelarakan Secure World Foundation, Bridenstine mengatakan AS membutuhkan bantuan untuk menetapkan kebijakan yang mengatur penambangan benda langit.

Ilustrasi astronot lakukan misi di permukaan Bulan. Ilustrasi astronot lakukan misi di permukaan Bulan.

"Kami yakin kami dapat mengekstraksi dan memanfaatkan sumber daya bulan, seperti kami mengekstraksi dan emmanfaatkan tuna dari laut," katanya seperti dilansir Washington Post, Jumat (11/9/2020).

Penawaran kerjasama ini terbuka tidak hanya untuk perusahaan AS, tapi perusahaan internasional manapun sebagai bagian dari upaya mendorong dukungan Internasional untuk penggunaan sumber daya di luar angkasa sesuai dengan hukum yang berlaku.

Langkah itu dilakukan beberapa bulan setelah NASA meluncurkan kerangka hukum yang disebut "Persetujuan Artemis" untuk mengatur perilaku negara dan perusahaan di bulan, termasuk pembentukan zona aman di sekitar lokasi penambangan.

NASA berusaha keras untuk mengirim astronot ke bulan pada 2024 di bawah jadwal percepatan yang diamanatkan oleh Gedung Putih.

Namun alih-alih pergi ke wilayah ekuator bulan yang dikunjungi para astronot selama program Apollo, kali ini NASA ingin mengirim timnya ke kutub selatan bulan di mana terdapat air berupa es di kawah bayangan permanen.

Air adalah sumber daya yang berharga tidak hanya untuk kehidupan, tetapi juga, ketika dipecah menjadi bagian-bagian komponennya, hidrogen dan oksigen, sebagai propelan untuk roket, memungkinkan eksplorasi lebih dalam ke luar angkasa.

Pendaratan di permukaan Bulan Pendaratan di permukaan Bulan

NASA mengirim penjelajah ke bulan untuk mencari air dan membantu astronot bertahan hidup di daratan bulan.

Biaya untuk penambang bulan

Berdasarkan pengumuman yang disampaikan Kamis, (10/9/2020), NASA mengatakan sedang mencari "regolith" bulan, batu dan kotoran dari lokasi mana pun di permukaan bulan.

Perusahaan yang nantinya diajak bekerjasama akan diminta untuk memberikan citra materi dan lokasi di mana materi itu ditemukan.

NASA mengantisipasi akan membayar sekitar 15.000 dollar AS (Rp 224 juta) hingga 25.000 dollar AS (Rp 374 juta) untuk 50 hingga 500 gram material, kata Bridenstine.

Kendati demikian, perusahaan juga dapat menetapkan harga dalam penawaran perusahaan.

Bridenstine menuturkan, program ini bukan hanya untuk sains tapi juga pengembangan teknologi yang akan memberikan praktik perusahaan dalam mengekstraksi sumber daya dari permukaan bulan dan kemudian menjualnya.

Begitu NASA memiliki materi tersebut, itu akan menentukan bagaimana membawanya ke Bumi.

Selain air, mungkin ada sumber daya berharga lainnya di bulan, seperti logam mulia.

Sumber daya apa lagi yang mungkin ada di sana? Jawabannya tidak ada yang tahu.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Hal Aneh, Tidak Punya Air Bagaimana Bulan bisa Berkarat?

NASA akan membayar secara eksklusif untuk regolith, dan tidak menutupi biaya yang sangat besar untuk mencapai permukaan bulan, yang berarti bahwa perusahaan yang terlibat dalam program tersebut kemungkinan besar sudah melakukan aktivitas lain di sana.

NASA sudah memiliki program lain untuk mempekerjakan perusahaan untuk menerbangkan eksperimen sains dan kargo ke bulan sebelum pendaratan manusia.

Itu termasuk Astrobotic, SpaceX, Blue Origin, Sierra Nevada Corp, Lockheed Martin dan lainnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com