Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Wilayah Akan Alami Musim Hujan Lebih Basah, Ini Saran BMKG

Kompas.com - 09/09/2020, 20:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika telah memprediksi, bahwa musim hujan di Indonesia akan dimulai pada akhir Oktober 2020 mendatang.

Berdasarkan analisis dan pemantauan BMKG hingga akhir Agustus 2020, secara garis besar, Samudera Pasifik diprediksi berpeluang terjadi La-Nina, sedangkan Samudera Hindia berpotensi terjadi IOD negatif.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa baik kondisi La-Nina dan IOD negatif tersebut diprediksi akan mengakibatkan sebagian wilayah Indonesia berpotensi lebih basah.

Baca juga: 3 Faktor Pemicu Awal Musim Hujan Terjadi Akhir Oktober, Menurut BMKG

Ada sekitar 27,5 persen Zona Musim (Zom) berpotensi mengalami musim hujan yang cenderung lebih basah daripada rerata klimatologisnya.

Meski secara umum, kondisi Musim Hujan 2020-2021 ini diprakirakan normal atau sama dengan rerata klimatologisnya.

"Pemutakhiran prediksi akan dilakukan setiap bulan," kata Dwikorita.

Dwikorita juga menambahkan, musim hujan di Indonesia akan dimulai secara bertahap di akhir bulan Oktober.

Utamanya dari wilayah Indonesia barat dan sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan mengalami puncak musim hujan di awal tahuni 2021.

"Sebagian besar wilayah diprakirakan mengalami puncak musim hujan pada bulan Januari dan Februari 2021, yaitu sebanyak 248 Zom (72,5 persen)," ucap dia.

Wilayah awal musim kemarau

Deputi Klimatologi BMKG, Drs Herizal menyampaikan, analisis BMKG memprakirakan dari total 342 Zona Musim (Zom) di Indonesia, sebanyak 34,8 persen diprediksi akan mengawali musim hujan pada bulan Oktober 2020, yaitu di sebagian Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

Sementara, sebanyak 38,3 persen wilayah akan memasuki musim hujan pada bulan November 2020, yaitu wilayah sebagian Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Sedangkan, sisanya yaitu sekitar 16,4 persen wilayah sebagian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Papua akan masuk awal musim hujan di bulan Desember 2020.

Baca juga: Kemarau tapi Kok Sering Hujan? BMKG Ungkap 3 Faktor Penyebabnya

Rekomendasi prakiraan musim hujan 2020-2021

Dalam menghadapi musim hujan 2020-2021, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim, Dodo Gunawan mengimbau para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk tetap mewaspadai wilayah-wilayah yang akan mengalami musim hujan lebih awal.

Wilayah yang akan mengalami musim hujan lebih awal adalah di sebagian wilayah Sumatera dan Sulawesi, serta sebagian kecil Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

"Perlu peningkatan kewaspadaan dan antisipasi dini untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim hujan lebih basah dari normalnya," kata dia.

Baca juga: September Kemarau tapi Masih Berpotensi Hujan, Begini Analisis BMKG

Adapun, wilayah yang diprediksi cenderung lebih basah dari normalnya adalah sebagai berikut.

- Jawa

- Sebagian kecil Kalimantan

- Sulawesi

- Bali

- Nusa Tenggara

- Papua

Selain itu, perlu diwaspadai pula wilayah-wilayah yang akan mengalami awal musim hujan sama atau sedikit terlambat 10-20 hari.

Terutama di wilayah-wilayah sentra pangan seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi.

"Masyarakat diharapkan dapat lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim hujan, terutama di wilayah yang rentan terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor," ujarnya.

Upayakan mitigasi dini

Dwikorita menegaskan, perlunya kewaspadaan dan persiapan dini dan optimal untuk upaya mitigasi oleh para pemangku kepentingan dan pemerintah daerah. yang wilayahnya diprakirakan akan mengalami musim hujan lebih maju atau lebih basah.

Mitigasi tersebut juga harus dilakukan dengan mengelola tata air yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Pertama, lakukan upaya memenuhi dan menyimpan air lebih lama ke danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya.

Kedua, lakukan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih.

Baca juga: Hutan Hujan Amazon Kena Proyek Pengaspalan, Kerusakan Lingkungan di Depan Mata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com