Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lubang Misterius Sedalam 30 Meter Muncul di Siberia

Kompas.com - 06/09/2020, 20:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat sedang melintas di atas tundra Siberia musim panas ini, kru TV Rusia melihat sebuah lubang besar misterius.

Ukurannya yang luar biasa besar, sedalam 30 meter dengan diameter lebih 20 meter membuat peneliti kemudian penasaran dan tertarik untuk memeriksanya.

Apalagi, lubang semacam itu ternyata bukanlah yang pertama ditemui. Sebelumnya di wilayah yang sama terdapat lubang juga di tahun 2013.

Teori awal menyebut jika lubang tersebut merupakan hasil tabrakan meteorit, pendaratan UFO, bahkan runtuhnya fasilitas rahasia militer bawah tanah.

Baca juga: Bukan Palung Mariana, Lubang Terdalam Bumi Dibuat oleh Manusia

Namun, seperti dikutip dari IFL Science, Minggu (5/9/2020) lubang tersebut ternyata terbentuk akibat lapisan es (permafrost) yang mencair, akibat kenaikan suhu di daerah tersebut.

Permafrost merupakan tanah berbatu atau sedimen yang biasanya membeku sepanjang tahun dan mengandung simpanan besar karbon organik dan mikroorganisme beku.

Saat suhu menghangat dan lapisan es mulai mencair, bakteri dan mikroba lainnya hidup kembali dan mulai memompa keluar metana.

Metana yang terperangkap di bawah tanah ini kemudian menekan dan meledak, membentuk sebuah lubang menganga.

Saat kawah serupa terbentuk di masa lalu, penduduk setempat melaporkan mendengar suara keras dan bahkan melihat kepulan asap dan api. Namun, proses eksplosif itu tak tertangkap oleh peneliti.

Tak hanya meninggalkan kawah besar, proses ini juga meningkatkan risiko lebih banyak gas rumah kaca yang membanjiri atmosfer, mendorong siklus perubahan iklim.

Baca juga: Pecahkan Rekor, Suhu Siberia Terpanas Sepanjang Sejarah Kutub Utara

Sebagai informasi, metana merupakan gas rumah kaca yang sangat kuat dan memiliki daya pemanasan jauh lebih besar daripada karbon dioksida.

"Saat ini tak ada satu pun teori yang diterima tentang bagaimana fenomena kompleks ini terbentuk," kata Evgeny Chuvilin, peneliti dari Skolkovo Institute of Science and Technology's Center for Hydrocarbon Recovery seperti dilansir dari CNN.

"Mungkin saja telah terbentuk selama bertahun-tahun, tetapi sulit untuk memperkirakan jumlahnya, karena biasanya muncul di daerah tak berpenghuni sehingga tak ada yang melihat dan melaporkannya," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com