Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lumpur Lapindo dan Limbah Kertas Disulap Jadi Batu Bata Ramah Lingkungan

Kompas.com - 03/09/2020, 13:36 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Lumpur Lapindo yang menggenangi sebagian besar wilayah di Sidoarjo, Jawa Timur, kini dikembangkan jadi salah satu material inovatif oleh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI).

Lumpur ini kemudian dikreasikan menjadi batu bata ramah lingkungan yang diberi nama LUSSI (Lapindo Mud for Super Sustainable Brick).

Berdasarkan rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (3/9/2020), saat ini material ini tengah diteliti oleh para mahasiswa FTUI.

Salah satu mahasiswa dari tim peneliti batu bata ini, Muhammad mengatakan berdasarkan data yang diterima dari lapangan, setidaknya terdapat lebih dari 35,7 juta m3 lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca juga: Apakah Semburan Lumpur Blora Akan Berakhir seperti Lapindo Sidoarjo?

 

"Di sisi lain, Indonesia juga memiliki 1,5 juta ton limbah kertas per tahun yang berdampak pada meningkatnya 470.000 ton CO2 (karbon dioksida)," ungkap Muhammad.

Oleh sebab itu, formula yang dikreasikan tim peneliti FTUI ini sangat mendukung keberlangsungan lingkungan hidup.

Mengurangi polusi karbon dioksida

Proses pembuatan batu bata ini menggunakan substitusi bahan lumpur Lapindo yang dicampur dengan limbah kertas.

Analisis lingkungan dari inovasi batu bata dari lumpur Lapindo dan limbah kertas (LUSSI) yang dikreasikan mahasiswa FTUI. Perbandingan batu bata LUSSI dan batu bata tanah liat.DOC HUMAS/FTUI/UNIVERSITAS INDONESIA Analisis lingkungan dari inovasi batu bata dari lumpur Lapindo dan limbah kertas (LUSSI) yang dikreasikan mahasiswa FTUI. Perbandingan batu bata LUSSI dan batu bata tanah liat.

Baca juga: Batu Bata dari Urine Manusia: Hemat Biaya dan Ramah Lingkungan

 

Pawestri Cendani, anggota tim peneliti LUSSI mengatakan untuk setiap 100.000 batu bata dibutuhkan 66 m4 lumpur dan 66 m3 limbah kertas.

"Dengan formulasi yang kami rancang tersebut mampu mengurangi sekitar 0,02 ton produksi polusi CO2 untuk setiap 100.000 batu bata yang diproduksi," ujar Pawestri mahasiswi Teknik Sipil UI.

Batu bata LUSSI tak hanya ramah lingkungan, tetapi inovasi ini juga memiliki keunggulan lainnya dibandingkan batu bata tanah liat.

Luqmanul Irfan, peneliti lainnya mengungkapkan batu bata LUSSI lebih ringan dibandingkan batu bata biasa yang beratnya mencapai 1.500 kg/m3 atau beton dengan berat 950 kg/m3.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com